Obat–obatan herbal seperti jahe sudah kerap sekali dijadikan alternatif ketika dirasa biaya pengobatan medis yang konvensional dirasa mahal oleh masyarakat.
Itulah mengapa, sampai sekarang peluang bisnis budidaya tanaman jahe masih menjadi ide bisnis yang menjanjikan.
Selain itu, dewasa ini sudah banyak orang paham akan khasiat tanaman jahe. Bahkan sudah ada banyak sekali yang menggemari jahe dan dijadikan sebagai bahan minuman penghangat tubuh yang luar biasa enak bila dicampurkan dengan beragam olahan makanan.
Namun, sebelum memulai untuk membudidayakan tanaman ini, tentu ada beberapa hal yang harus kamu perhatikan agar tidak salah langkah–langkah pembudidayaan tanaman yang satu ini. Lalu, bagaimana caranya? Berikut ini adalah ulasannya.
Alat–alat yang dibutuhkan dalam hal budidaya jahe adalah tergantung pada media taman yang anda pilih.
Jika anda ingin menanamnya secara langsung di lahan tanah, maka anda bisa menggunakan cangkul sebagai alat untuk menggemburkan tanah. Namun, jika anda ingin menanamnya di pot, anda bisa menggunakan polybag sebagai wadahnya.
Tanah yang disukai untuk menanam jahe adalah tanah humus, kamu juga membutuhkan jerami sebagai bahan untuk campuran media tanam. Selain itu, ada juga kotak kayu yang berfungsi sebagai tempat semai bibit.
Jangan lupa juga untuk menyiapkan tanaman berkebun lainnya seperti pisau dan alat–alat untuk menyiangi gulma. Siapkan pula fungisida, karena tanaman bibit jahe akan dicelupkan ke fungisida sebelum ditanam.
Jika anda menginginkan bibit yang bagus, anda bisa mengambil bibit tersebut dari kebun jahe yang sudah cukup tua yang berusia sekitar 8–10 tahun.
Jahe berkembang biak dari tunas yang muncul dari rimpangnya. Itulah mengapa bibit jahe juga berupa rimpang.
Ciri–ciri rimpang yang berkualitas adalah memiliki kulit yang mulus, sehat, serta bebas akan hama tanaman. Cara membuatnya menjadi bibit jahe adalah dengan memotongnya menjadi 3 -5 ruas, lalu direndam di cairan antibiotik dan ditiriskan lalu dijemur.
Terdapat dua tipe jahe yaitu di pot dan di tanah. Keduanya sama–sama membutuhkan tanah yang berkualitas.
Jenis tanah yang cocok untuk lahan budidaya tanaman jahe adalah andosol atau latosol warna merah coklat dengan tingkat keasaman dan pH kira–kira 6,8–7,4.
Anda tidak bisa menanam jahe secara mendadak. Sebelum menanam jahe, anda perlu menyiapkan lebih dulu lahannya sebulan sebelum akan ditanami.
Bekas- bekas tanaman lain yang ada pada lahan, seperti gulma harus lebih dulu dibersihkan sebelum ditanami. Setelah bersih, tanah dicangkul sedalam 25 – 35 cm supaya menjadi gembur.
Setelah gembur, maka bibit jahe sudah bisa ditanam. Namun, anda harus menyiapkan lubang lebih dulu sedalam 3–7,5 cm lebih dulu, baru ditanami bibit jahe. Perhatikan jarak antar bibit, jangan terlalu dekat atau terlalu jauh.
Untuk bisa menghasilkan tanaman jahe yang bagus dan berkualitas, tentu kita harus mengetahui cara merawatnya dengan benar. Proses perawatan pada tanaman jahe dilakukan setelah 6–8 minggu dilakukan penanaman pertama.
Setelah mencapai batas waktu tersebut, taburkan pupuk di sekitar tanaman, namun jangan sampai mengenai batang atau rimpangnya. Jangan lupa juga untuk melakukan penyulaman, supaya pertumbuhan jahe tidak terganggu.
Tanaman jahe siap dipanen ketika sudah berusia 4 bulan. Ciri–ciri bahwa tanaman jahe siap untuk dipanen adalah daunnya yang menguning dan batangnya yang mengering. Gunakan garpu atau cangkul saat ingin memanen jahe dan lakukan dengan hati-hati.
Lalu bersihkan dan jemur selama kurang lebih 1 minggu. Yang paling penting, jangan sampai anda melukai akar jahe.
Itulah tahap–tahap budidaya tanaman jahe. Semoga artikel ini bermanfaat, terutama bagi anda yang sedang ingin memulai bisnis budidaya tanaman untuk dijadikan sumber penghasilan.
Usaha budidaya tanaman jahe ini sangat bisa menjadi alternatif agrobisnis Anda karena khasiatnya pun juga telah terbukti.
sumber: https://www.berdesa.com
Yuk, ngobrol dan sharing pendapat dengan juragan lainnya.
Copyright © 2024 AnekaUKM. All rights reserved.