Jangkrik bisa dijadikan pakan untuk hewan seperti reptil, ikan dan burung. Maka dari itu permintaan pasar sangatlah pesat.
Cara ternak jangkrik juga bisa dibilang sangat mudah dilakukan baik skala kecil maupun skala besar. Tak heran banyak orang mulai untuk terjun ke bisnis ternak jangkrik ini.
Di Indonesia ada hampir 100-an spesies jangkrik, meski belum semua terpetakan dengan baik. Salah satu jenis spesies yang banyak diternak adalah Gryllus testaclus dan Gryllus mitratus.
Pakan untuk jangkrik sangatlah mudah ditemukan, karena merupakan hewan herbivora. Di alam bebas, jangkrik makan tumbuh-tumbuhan seperti rumput.
Indukan atau bibit ternak jangkrik sebaiknya diambil dari alam sebab lebih agresif. Untuk membedakan antara jangkrik jantan dan betina yaitu dengan melihat ekornya. Dimana jangkrik jantan mempunyai 2 helai ekor sedangkan jangkrik betina mempunyai 3 helai ekor. Bagian tengahnya tersebut sebenarnya adalah ovipositor.
Kemudian untuk mengawinkannya, Anda butuh tempat yang terpisah dari tempat pembesaran anakannya. Sebaiknya, tempat mengawinkan ini dibuat mirip dengan habitat di alam dimana dindingnya diolesi tanah, semen putih serta daun-daunan kering. Jenis jangkrik jantan dan betina juga harus berasal dari spesies yang sama agar berhasil.
Siapkan juga tanah atau bak pasir sebagai tempat peneluran. Selama masa kawin tersebut, siapkan asupan pakan seperti kubis, kangkung, bayam atau daun lainnya dan jangan biarkan busuk dalam kandang.
Tahap cara ternak jangkrik selanjutnya adalah penetasan telur. Biasanya telur jangkrik menetas setelah 7 sampai 10 hari sejak masa perkawinan. Setelah induk jangkrik bertelur, maksimal 5 hari sebelum menetas segera pisahkan telur-telur tersebut untuk menghindari betinanya yang akan memakan telurnya sendiri.
Anda bisa memindahkannya ke kandang tempat penetasan telur dan pembesaran anakan. 4-6 hari kemudian biasanya telur akan menetas. Pasa masa penetasan ini, Anda harus terus menjaga kelembaban kandang dengan cara menyemprotkan air atau bisa juga dengan menutup kandang dengan karung goni yang basah.
Setelah telur-telur jangkrik menetas, cara ternak jangkrik yang perlu diperhatikan selanjutnya adalah pemberian pakan. Untuk jangkrik berusia 1-10 hari sebaiknya diberi pakan voor ayam yang terbuat dari beras merah, kedelai serta jagung kering yang sudah dihaluskan.
Apabila jangkrik sudah berusia 10 hari lebih, maka diberi pakan sayuran serta jagung muda. Atau bisa juga diberi tambahan mentimun, ibu atau singkong.
Pemeliharaan kandang juga sangat penting untuk diperhatikan, dimana kondisinya harus tetap bersih dan higienis dan terbebas dari gangguan hama. Selain itu, kelembaban serta kondisi gelap dari kandang harus selalu dijaga.
Jangan sampai jangkrik kekurangan pakan, sebab bisa menjadi kanibal dimana ia akan memangsa satu sama lain. Buang sisa pakan setiap harinya agar tidak membusuk di dalam kandang. Periksa juga apakah air dalam mangkuk pada kaki kandang perlu ditambah atau diganti. Cairan pada kaki kandang berguna untuk mencegah hama masuk dalam kandang.
Anda bisa menggunakan cairan minyak tanah, air atau lainnya. Apabila Anda hendak menggunakan kandang baru, sebaiknya dicuci lebih dulu sebelum digunakan. Jangan sampai kandang yang terbuat dari triplek masih berbau vinyl. Cara mencucinya yaitu dengan melumuri kandang dengan lumpur sawah kemudian dijemur hingga kandang kering.
Tahap terakhir adalah proses pemanenan jangkrik. Anda bisa menghasilkan dua macam dari ternak jangkrik yaitu telur jangkrik dan jangkrik dewasa.
Umumnya harga telur jangkrik lebih mahal dibandingkan jangkrik dewasa. Apalagi jika dijual pada para peternak jangkrik pembesaran. Sedangkan pada jangkrik dewasa, bisa Anda panen jika umurnya sudah sekitar 30 hari dihitung sejak menetas dari telur.
Nah itu tadi 5 langkah mudah ternak jangkrik yang bisa dilakukan secara mudah dan efektif. Untuk bibit jangkrik sebaiknya memiliki ciri-ciri berkualitas yang bisa dilihat dari anggota tubuhnya yang masih lengkap ditandai lompatannya yang gesit dan jauh, warna tubuhnya mengkilap, tidak mengeluarkan cairan saat dipegang serta memiliki bunyi derik yang keras pada jantannya.
Sumber: https://www.berdesa.com
Yuk, ngobrol dan sharing pendapat dengan juragan lainnya.
Copyright © 2024 AnekaUKM. All rights reserved.