ADVERTISMENT

img
Ide

Cara Budidaya Tumbuhan Doyo Sebagai Bahan Baku Tenun Dayak Benuaq

Cara Budidaya Tumbuhan Doyo Sebagai Bahan Baku Tenun Dayak Benuaq
Artikel ditulis olehCici Hokiku

Pernahkah kalian mendengar tanaman doyo ini? Ya, di Kalimantan Timur memiliki keanekaragaman plasma nutfah tumbuhan serat, antara lain adalah tumbuhan Doyo (Curculigo latifolia). 

Tumbuhan Doyo merupakan tumbuhan spesifik dengan morfologi menyerupai  tumbuhan  pandan.  Tumbuhan ini termasuk tumbuhan rendah (perdu) yang memiliki habitat di lantai hutan.

Secara tradisional, tumbuhan doyo banyak dimanfaatkan oleh masyarakat lokal (dayak) digunakan untuk bahan dasar tenunan tradisional dengan memanfaatkan daun tumbuhan doyo.

Ulap doyo dianggap sebagai tenun ikat yang sangat khas Dayak Benuaq. Motifnya stilasi dari bentuk flora, fauna, dan alam mitologi, sebagaimana lazimnya motif hias masyarakat Dayak lainnya. Akulturasi dengan budaya lain juga meresap hingga ke pedalaman.

Maka masyarakat Benuaq pun kemudian mengenal kain tenun kapas dengan warna-warni yang sangat kontras dengan warna serat tenun mereka. Dan dengan sangat kreatif masyarakat Benuaq mengaplikasikan kain-kain tersebut pada karya tenun ikat mereka

Jadi, bagi kalian yang khususnya tinggal di Kalimantan tidak ada salahnya untuk membudidayakan tanaman ini. 

Hasilnya adalah busana upacara yang dibuat dari kombinasi tenunan serat doyo dengan kain warna-warni sebagai corak hias yang artistik, misalnya busana adat yang dipakai oleh para pemeliaten (ahli pengobatan tradisional) Kain tenun ulap doyo beberapa waktu yang lalu, pernah menjadi bahan cinderamata dan hiasan bahkan digunakan untuk bahan pakaian modern.

Sehingga mampu menunjang ekonomi masyarakat, terutama di Desa Tanjung Isui, Kecamatan Jempang.

Eksistensi keberadaan Ulap Doyo (kain Doyo) saat ini sudah agak menurun, hal ini disebabkan karena pengrajin tenun yang sudah berkurang ditambah lagi dengan berkurangnya populasi tumbuhan doyo yang dekat dengan desa sekitar.

Selain itu hingga saat ini tumbuhan doyo tersebut belum dibudidayakan oleh masyarakat, sehingga  hal ini berpeluang terjadi kepunahan. Maka dari itu sangat besar pula peluang kalian untuk membudidayakan bahkan menjadi salah satu pengrajin tenun doyo.

Lalu seperti apa cara membudidayakannya?

Cara membudidayakan ulap doyo ini terbilang mudah, simak langkah berikut ini :

1. Siapkan Media Tanam

Kalian bisa menanam di polybag atau langsung di tanah, medianya terdiri dari kompos dan dicampur tanah biasa seperti pada umumnya menanam tanaman yang lain.

2. Siapkan Bibit atau Biji

Setelah media tanam sudah ada, kalian bisa menyiapkan bibit atau biji. Biasanya membudidayakan ulap doyo ini dengan menggunakan biji. Biji ini berasal dari buah doyo.

Buah yang telah matang berbentuk kerucut bulat, berwarna putih dan memanjang pada bagian ujungnya (berwarna agak kehitaman).

Buahnya berada dalam bentuk tandan, bentuk buah oval sampai silinder, mengandung banyak biji berwarna hitam. Nah biji inilah yang nantinya bisa kita tanam kembali.

Biji Tumbuhan Doyo berwarna hitam yang umumnya tersebar di dalam daging buah, sehingga pada penampang melintang buah tampak berbintik-bintik, seperti daging buah berry.

Selain dengan biji, kalian juga bisa menggunakan akarnya langsung untuk membudidayakannya.

3. Perawatan

Setelah bibit atau biji selesai ditanam, kalian wajib memerhatikan kelembaban serta menyediakan unsur hara yang ada di media tanam agar ulap doyo tumbuh dan berkembang.

Intensitas cahaya sekitar 50 – 70 persen untuk kebutuhan sinar matahari, maka kalian bisa menambahkan para-para agar tidak terlalu panas. Atau kalian bisa menanam dibawah pohon besar agar sinar matahari tidak langsung mengenai tanaman doyo.

Bagian apa yang dimanfaatkan?

Lalu bagian apa yang dimanfaatkan? Ya, bagian doyo yang di manfaatkan menjadi bahan baku tenun adalah bagian daun atau serat dari daun doyo tersebut.

Bagaimana cara pengambilan seratnya?

Ada 2 tehnik untuk mengambil serar daun doyo yaitu :

1. Proses Perendaman

Daun doyo dipotong sepanjang 1-1,5 meter dan direndam di dalam air. Setelah daging daun hancur lalu seratnya digunakan sebagai bahan tenunan kain doyo (ulap doyo).

Selama merendam, tidak lupa pula kalian harus sesekali menggosok daun agar daging daun larut dan terpisah dari seratnya.

2. Proses Pengeringan

Cara yang kedua yaitu dengan cara pengeringan daun terlebih dahulu kemudian daunnya disayat mengikuti arah serat daun hingga menjadi serat daun yang halus.

Serat-serat inilah kemudian dilinting dan dijalin hingga membentuk benang kasar.

Nah itu tadi peluang usaha dan cara membudidayakan tanaman doyo ini. Terus membudidayakan dan mencintai produk Indonesia jangan sampai suatu yang khas punah dari Negeri ini.

Selalu cintai produk lokal, dan penulis berharap artikel ini bermanfaat dan menjadi sebuah ide bagi kalian yang ingin memulai usaha bisnis untuk membudidayakan tanaman doyo.

sumber : https://balitbangda.kukarkab.go.id

Komentar

Yuk, ngobrol dan sharing pendapat dengan juragan lainnya.

Artikel Terkait

ADVERTISMENT

img

AnekaUKM - One-stop Solution for SMEs

Copyright © 2024 AnekaUKM. All rights reserved.