ADVERTISMENT

Info

Rusia-Eropa Tak Harmonis: Ekspor Batu Bara Indonesia Menembus Penjualan Fantastis di Eropa

Artikel ditulis olehApril Liliana

Anekaukm.com - Pencapaian terbesar ekspor batu bara dari Indonesia ke Eropa menembus jumlah yang fantastis. Dari catatan Asosiasi Perusahaan Batu Bara Indonesia (APBI) menunjukkan bahwa ekspor batu bara Indonesia ke Eropa menembus 3,5 - 4 juta ton sampai dengan Oktober 2022 ini.

Alasan ini diperkuat oleh kondisi Eropa yang memang sedang membutuhkan bahan baku batu bara untuk kebutuhan energi kelistrikan di tengah krisis energi yang sedang menimpa negara-negara Uni Eropa tersebut.

Batu bara asal Indonesia dijadikan substitusi impor Eropa di kala mereka memperoleh sanksi ekonomi berupa penyetopan batu bara dari Rusia yang menjadi andalan impor mereka sebelumnya.

Direktur Eksekutif APBI, Hendra Sinadia menyebutkan, mengacu data unofficial, sampai pada Oktober 2022 ini sudah ada hampir 4 juta ton batu bara untuk dikirimkan ke beberapa negara di Eropa.

Hendra bilang, dibandingkan tahun-tahun sebelumnya, volume ekspor batu bara Indonesia ke Eropa biasanya kurang dari 1 juta ton per tahun. "Tentu saja jumlah tersebut ada peningkatan yang signifikan. Ini memang belum angka resmi, kalau memang jumlahnya segitu (4 juta ton) ini yang terbesar (sepanjang sejarah)," terang Hendra kepada CNBC Indonesia, Selasa (4/9/2022).

Hendra memang belum bisa menyebutkan secara pasti, negara-negara Eropa mana saja yang memesan batu bara dari Indonesia. Yang jelas kabar yang didapat Hendra, ekspor batu bara Indonesia ke negara Eropa dikirim ke Polandia, Belanda, Greece, Spanyol hingga Jerman. "Persisnya berapa kabarnya 3,5 juta ton - 4 juta ton," tandas Hendra.

Dampak ketidakharmonisan Rusia-Eropa dari sisi Penerimaan Negara Indonesia pada komoditi Batu Bara

Rusia-Eropa Tak Harmonis: Ekspor Batubara Indonesia Menembus Penjualan Fantastis di Eropa

Melonjaknya harga komoditas tambang telah berdampak nyata bagi penerimaan negara, termasuk Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP). Realisasi penerimaan negara dari sektor pertambangan mineral dan batu bara (minerba) hingga kini tercatat telah mencapai Rp 118,34 triliun atau 279,32% dari rencana target penerimaan tahun 2022 ini yang sebesar Rp 42,37 triliun.

Hal tersebut berdasarkan data Minerba One Data Indonesia (MODI) Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), per Senin, 3 Oktober 2022. "Rencana penerimaan negara 2022 Rp 42,37 triliun. Realisasi Rp 118,34 triliun atau 279,32%," tulis MODI Kementerian ESDM, dikutip Senin (03/10/2022).

Dari penerimaan negara sektor pertambangan mineral dan batu bara tersebut, mayoritas atau sekitar 70%-80% berasal dari pertambangan batu bara dan selebihnya mineral, seperti nikel, tembaga, emas, timah, dan lainnya.

Adapun penghasilan tertinggi terjadi pada Juli 2022 yakni mencapai Rp 12,55 triliun untuk penjualan hasil tambang, lalu royalti Rp 7,4 triliun, sewa lahan (deadrent) Rp 0,04 triliun, dan pendapatan lain-lain Rp 0,1 triliun.

Untuk September 2022 tercatat penjualan hasil tambang baru sebesar Rp 5,54 triliun, royalti Rp 7,15 triliun, deadrent Rp 0,03 triliun, dan pendapatan lain-lain Rp 0,03 triliun.

Namun demikian, data September tersebut masih berpotensi diperbarui.

Seperti diketahui, harga batu bara kian melejit sejak awal tahun ini, terutama ketika Perang Rusia-Ukraina pecah sejak 24 Februari 2022 lalu. Harga batu bara sempat mencapai puncaknya pada 5 September 2022 sebesar US$ 463,75. Meskipun setelahnya mengalami penurunan, namun harga batu bara masih bertahan di atas US$ 400 per ton.

Pada perdagangan terakhir pekan lalu, Jumat (30/9/2022), harga batu bara kontrak November di pasar ICE Newcastle ditutup di US$ 407,7 per ton. Harganya melandai 0,38%. Namun di pekan ini harga batu bara diperkirakan masih akan bergerak di kisaran bawah US$ 400 per ton.

Analis Industri Bank Mandiri Ahmad Zuhdi memperkirakan harga batu bara akan bergerak di kisaran US$ 410 per ton. Sebagai catatan, harga batu bara tidak pernah meninggalkan level US$ 400 per ton sejak 12 Agustus 2022.

"Melihat sentimennya ternyata masih kuat dan batu bara tetap dikatakan sebagai energi termurah kami melihat masih akan di atas US$ 400 per ton, paling dalam di sekitar US$ 410," tutur Zuhdi, kepada CNBC Indonesia.

sumber: https://www.cnbcindonesia.com/

Komentar

Yuk, ngobrol dan sharing pendapat dengan juragan lainnya.

Artikel Terkait

ADVERTISMENT

AnekaUKM - One-stop Solution for SMEs

Copyright © 2024 AnekaUKM. All rights reserved.