Bawang merah (Allium ascalonicum) merupakan salah satu jenis sayuran yang memiliki banyak manfaat dan bernilai ekonomis tinggi.
Pada umumnya bawang merah dikonsumsi setiap hari sebagai bumbu masakan, dan juga dapat digunakan sebagai obat tradisional untuk menurunkan suhu panas orang sakit.
Ketinggian optimum untuk pertumbuhan dan perkembangan bawang merah adalah 0 - 450 m dpl.
Tanaman ini membutuhkan penyinaran cahaya matahari yang maksimal (minimal 70% penyinaran),suhu udara 25-32 0C,dan kelembaban nisbi 50-70%.
Tanaman bawang merah memerlukan tanah berstruktur remah,tekstur sedang sampai liat, drainase dan aerasi yang baik, mengandung bahan organik yang cukup, dan pH tanah netral (5,6– 6,5).
Tanah yang cukup lembab dengan air yang tidak menggenang disukai oleh tanaman bawang merah.
Waktu tanam bawang merah yang baik adalah pada musim kemarau dengan ketersediaan air pengairan yang cukup,yaitu pada bulan April/Mei setelah padi dan pada bulan Juli/Agustus.
Varietas yang dianjurkan adalah Kuning, Kramat–1 dan Kramat–2. Pada umumnya bawang merah diperbanyak dengan menggunakan umbi sebagai bibit.
Kebutuhan umbi benih berkisar antara 800-1500 kg perhektar. Umbi yang baik untuk bibit harus berasal dari tanaman yang sudah sukup tua umurnya, yaitusekitar 60-90 hari setelah tanam (tergantung varietas).
Umbi bibit sudah siap ditanam apabila telah disimpan selama 2–4 bulan sejak panen,dan tunasnya sudah sampai ke ujung umbi.
Cara penyimpanan umbi bibit yang baik adalah menyimpannya dalam bentuk ikatan di atas para-para dapur atau disimpan di gudang khusus dengan pengasapan.
Pada lahan kering, tanah dibajak atau dicangkul sedalam 20-30 cm,kemudian dibuat bedengan-bedengan dengan lebar 1 - 1,2 m, tinggi 25cm, sedangkan panjangnya tergantung pada kondisi lahan.
Pada lahan bekas padi sawah atau bekas tebu,tanah dibuat bedengan-bedengan terlebih dahulu dengan ukuran lebar1,75cm, kedalaman parit 50–60 cm dengan lebar parit 40–50 cm dan panjangnya disesuaikan dengan kondisi lahan.
Tanah yang telah diolah dibiarkan sampai kering dan kemudian diolah lagi 2–3 kali sampai gembur sebelum dilakukan perbaikan bedengan-bedengan dengan rapi.
Waktu yang diperlukan mulai dari pembuatan parit, pencangkulan tanah sampai tanah menjadi gembur dan siap untuk ditanami adalah 3–4 minggu.
Pada lahan yang masam dengan pH kurang dari 5,6 disarankan pemberian Kaptan/Dolomit minimal 2 minggu sebelum tanam dengan dosis 1–1,5 ton/ha/Tahun yang dianggap cukup untuk dua musim tanam berikutnya.
Pemupukan terdiri dari pupuk dasar dan pupuk susulan. Pupuk dasar berupa pupuk kandang sapi (15-20 ton/ha) atau kotoran ayam (5-6ton/ha) atau kompos (2,5-5ton/ha) dan pupuk buatan TSP(120-200 kg/ha).
Pupuk dasar ini diberikan dengan cara disebar serta diaduk rata dengan tanah satu sampai tiga hari sebelum tanam.
Sedangkan pupuk susulan berupa Urea(150-200 kg/ha), ZA (300-500 kg/ha) dan KCl (150-200 kg/ha). Pemupukan susulan I dilakukan pada umur 10-15 hari setelah tanam dan susulan II pada umur 1 bulan setelah tanam, masing-masing½ dosis.
Bibit yang siap tanam dirompes atau di potong, pemotongan ujung bibit hanya dilakukan apabila bibit bawang merah belum siap benar ditanam (pertumbuhan tunas dalam umbi 80%).
Tujuan pemotongan umbi bibit adalah untuk memecahkan masa dormansi dan mempercepat pertumbuhan tunas tanaman.
Pemupukan terdiri dari pupuk dasar dan pupuk susulan. Pupuk dasar berupa pupuk buatan TSP (90 kg P2O5/ha) disebar serta diaduk rata dengan tanah satu sampai tiga hari sebelum tanam.
Pupuk susulan berupa 180 kg N/ha (½ N Urea + ½ N ZA) dan K2O (50-100 kg/ha).
Pemupukan susulan I dilakukan pada umur 10-15 hari setelah tanam dan susulan II pada umur 1 bulan setelah tanam, masing-masing½ dosis.
Dan dilakukan pemotongan ujung bibit juga untuk memutuskan masa dormansi dan mempercepat pertumbuhan tunas tanaman.
Pertanaman di lahan bekas sawah memerlukan penyiraman yang cukup dalam keadaan terik matahari.
Di musim kemarau, biasanya disiram satu kali sehari pada pagi atau sore hari sejak tanam sampai umur menjelang panen.
Penyiraman yang dilakukan pada musim hujan hanya ditujukan untuk membilas daun tanaman, dari tanah yang menempel pada daun bawang merah.
Pada bawang merah periode kritiskarena kekurangan air terjadi saat pembentukan umbi, sehingga dapat menurunkan produksi.
Untuk mengatasi masalah ini perlu pengaturan ketinggian muka air tanah (khusus pada lahan bekas sawah) dan frekuensi pemberian air pada tanaman bawang merah.
Pengendalian dengan menggunakan Teknologi Pengendalian HamaTerpadu (PHT),yaitu:
Bawang merah dapat dipanen setelah umurnya cukup tua, biasanya pada umur 60–70 hari.
Tanaman bawang merah dipanen setelah terlihat tanda-tanda berupa leher batang 60% lunak, tanaman rebah dan daun menguning.
Produksi umbi kering mencapai 6-25 ton/ha. Pemanenan sebaiknya dilaksanakan pada keadaan tanah kering dan cuaca yang cerah untuk mencegah serangan penyakit busuk umbi di gudang.
Selanjutnya umbi dijemur sampai cukup kering(1-2 minggu) dengan menggunakan sinar matahari langsung, diikuti dengan pengelompokan berdasarkan kualitas umbi.
Apabila tidak langsung dijual, umbi bawang merah disimpan dengan cara menggantungkan ikatan-ikatan bawang merah di gudang khusus, pada suhu 25-30ºC dan kelembaban yang cukup rendah antara 60-80%.
Seperti itulah pembahasan mengenai budidaya bawang merah dari persiapan lahan hingga panen dan pasca panen. Semoga bermanfaat dan menjadi inspirasi usaha kedepannya.
Yuk, ngobrol dan sharing pendapat dengan juragan lainnya.
Copyright © 2025 AnekaUKM. All rights reserved.