ADVERTISMENT

Info

Dengan Ketekukan Dalam Berusaha, Penjual Sparepart Dapat Bantuan Usaha 20 Juta

Artikel ditulis olehCici Hokiku

Perantau asal Buton, yang bernama Bapak Udin Zia, Sulawesi Tenggara. Beliau mengadu nasib ke Kepulauan Tanimbar, Provinsi Maluku, kini hidup sejahtera bersama keluarga.

Ia kini punya tiga bisnis, yakni toko sparepart sepeda motor, toko kelontong, dan toko perkakas.
Setidaknya ia mengantongi omzet Rp 8 jutaan per hari. Ia bersyukur bisa memberikan kehidupan yang lebih baik buat keluarga.

"Alhamdulillah sudah bisa buka kios sparepart alat motor ada juga kios sembako beli tanah juga sudah, ada motor 5 sekarang dan mobil," kata Udin Zia.

Pria yang akrab disapa Labesi itu tak pernah melupakan peran BRI yang membantunya menapaki jalan hidup yang lebih baik. Satu dekade lalu, ia mengambil kredit usaha dari BRI. Namun, ada cerita menarik di balik itu.

Ia sempat menolak tawaran kredit dari BRI lantaran takut tak bisa membayar cicilan. Sebab, penghasilannya kala itu belum menentu.

"Saya sempat menolak, karena takut tidak bisa bayar. Itu kan uang orang, saya berpikir harus bisa kasih balik. Jadi saya tidak mau ambil awalnya," cerita Labesi.

Namun, setelah berpikir berkali-kali dan mendapatkan edukasi dari pihak BRI tentang bagaimana mengelola keuangan usahanya, ia mantap untuk mengambil kredit usaha. Dia ingat, nilainya waktu itu Rp 20 juta.

Awalnya, pelapak itu menolak tawaran Roy. Dia khawatir tak bisa membayar cicilan karena penghasilannya belum stabil. Namun, Roy tak berhenti sampai di situ. Dia mengedukasi si pelapak untuk mengelola keuangan dengan tertib agar usahanya bisa maju.

"Saya jelasin ke dia, saya bilang begini 'Bang Udin kalau benar benar usaha, sehari kalau misalnya dapat sekian disimpan sekian, karena kalau dijumlahkan satu bulan bapak dapat sekian bapak bisa setor dong'," kata Roy kala itu.

Roy sadar betul apa yang dilakukannya itu cukup berisiko, lantaran penghasilan si pelapak yang tak menentu. Tapi, di hati kecil ia meyakini orang itu bakal bertanggung jawab dan suatu saat usahanya bisa berkembang.

"Tapi saya lihat orang itu dari karakternya. Kalau dia penghasilan belum seberapa tapi dia ulet tekun saya berani kasih. Tapi sebaliknya, kalau dia kelihatan malas-malasan walaupun usaha sudah cukup besar saya nggak mau kasih," cetus Roy.

Setelah diyakinkan, pelapak itu akhirnya mau mengambil kredit usaha Rp 20 juta. Intuisi Roy ternyata tepat.

Modal tersebut berhasil diolah dengan baik hingga akhirnya si pelapak itu kini menjadi pengusaha sukses. Selain berjualan perkakas, ia kini punya kios kelontong dan bisnis sparepart sepeda motor.

"Pada waktu itu bukan kita yang cari (pinjaman) tapi orang BRI sendiri yang datang. Tapi mereka lihat-lihat dulu bisa tidak orang ini untuk kembalikan uang. Bukan dia kasih sembarang dulu," tutur Labesi.

Kepala BRI Unit Lelemuku Roberth Nicodemus Naressy, yang menjadi sosok berjasa dalam kisah sukses Labesi.

Saat bertugas sekitar tahun 2008, Roy menaruh empati pada Labesi yang berjualan perkakas di Pasar Omele, Tanimbar Selatan, Kabupaten Kepulauan Tanimbar.

Roy melihat perantau itu memiliki ketekunan dalam berusaha.

"Saya lihat dia tekun. Usahanya hanya di meja kecil saja di bawah pohon mangga. Tapi dia semangat, hujan pun tetap buka," kata Roy mengisahkan.

Melihat semangat juang Labesi, Roy tergerak untuk membantu dengan memberikan fasilitas kredit usaha BRI.

Sebagai Kepala Unit, Roy tak segan turun langsung menghampiri calon nasabahnya itu untuk menawarkan kredit.

sumber: https://finance.detik.com

Komentar

Yuk, ngobrol dan sharing pendapat dengan juragan lainnya.

Artikel Terkait

ADVERTISMENT

AnekaUKM - One-stop Solution for SMEs

Copyright © 2024 AnekaUKM. All rights reserved.