ADVERTISMENT

img
Info

Kisah Inspiratif: Mahasiswi Sukses Berjualan Piscok Bermodalkan Nekat dan Giat

Kisah Inspiratif: Mahasiswi Sukses Berjualan Piscok Bermodalkan Nekat dan Giat
Artikel ditulis olehCici Hokiku

Terkadang hanya butuh modal nekat memulai usaha. Itulah yang dilakukan mahasiswi semester akhir di salah satu universitas swasta di Yogyakarta, Siti Maryam (22) yang membuka bisnis pisang cokelat (piscok) bernama Menepiscok sejak Desember 2021.

Keadaan lah yang membuat Maryam harus berjuang demi membiayai hidup sendiri agar tetap bisa berkuliah karena kedua orang tua berpisah. Dia bercerita sudah merantau ke Yogyakarta dari Wonosobo sejak 2015.

"Waktu itu aku kuliah masih online karena pandemi, sempat kerja di rumah makan, terus ada kabar kuliahnya bakal offline ke kampus, itu saya memutuskan untuk resign dan gimana caranya supaya tetap dapat pemasukan tapi kuliah tetap jalan," kata Maryam, Jumat (30/9/2022).

Maryam berkeinginan membuka usaha agar waktunya lebih fleksibel untuk bisa diatur dengan jam kuliah.

Akhirnya diputuskanlah usaha piscok, ide itu muncul karena dirinya sempat bekerja paruh waktu (part time) di pabrik kulit lumpia setelah berhenti kerja dari rumah makan.

Uniknya, Maryam saat itu belum bisa membuat piscok. Bermodal belajar dari YouTube, kini dirinya bisa menjadi 'bos' piscok dengan dua cabang dan dua pegawai.

"Waktu itu belum tahu gimana cara bikinnya, awalnya belajar dari YouTube, browsing-browsing tapi saya sudah pede bikin Instagram, share ke teman-teman saya kasih piscok dengan syarat hanya follow aja, terus ternyata feedback dari mereka bagus," ucapnya.

Selama satu bulan Maryam menerapkan penjualan dengan sistem pre-order (PO). Seiring permintaan yang semakin banyak, dia memutuskan berani mengeluarkan modal lebih besar yakni Rp 7 juta untuk membesarkan bisnisnya itu.

"Dulu modalnya sekitar Rp 7 jutaan. Saya kalau punya keinginan harus tercapai, kalau nggak, nggak tenang kayak gelisah gitu. Posisi uang tunai saya cuma ada Rp 3 jutaan, mau nggak mau jual kayak kalung buat pesan kontainer, beli alatnya, sewa tempat, sama biaya promosi endorse selebgram untuk awal buat branding dulu," bebernya.

Kini, bisa dibilang usahanya sukses dalam waktu singkat. Rata-rata omzet kotornya per bulan bisa mencapai Rp 60 juta/bulan dari dua cabangnya itu.

"Per hari per stand kalau ramai bisa Rp 1 juta lebih, kalau nggak ya Rp 500-700 ribu, per hari dari jam 15.00 sampai jam 22.00 WIB. Produksi setiap hari dan itu dadakan jadi kita siapinnya bahan mentah, langsung dibikin dan digoreng di situ jadi fresh. Sehari habis 27-36 box, satu box isi 5 pcs," bebernya.

Tertarik mau coba piscok Maryam? Kunjungi salah satu cabangnya di daerah Sleman, Yogyakarta. Harga dan menu yang ditawarkan beragam seperti piscok toping cokelat/vanilla/tiramisu/greentea dihargai Rp 15.000/box, jika ingin ada tambahan taburan keju/oreo/almond/chococip/mesis tambah Rp 2.000.

Bagi yang mau mulai berbisnis, Maryam memberikan tips bahwa jangan peduli perkataan orang lain untuk memulai jika sudah yakin.

"Kalau dulu saya dengerin orang lain, mungkin saya nggak punya Menepiscok seperti sekarang. Soalnya waktu awal-awal tuh omongan sudah banyak banget 'mending bisnis ini, bisnis ini'. Kalau kita dengerin omongan orang kita bakal kayak gitu aja," tambahnya.

Meski begitu, Maryam membeberkan salah satu kendala dalam berbisnis adalah konsistensi untuk terus menjalankannya. Apalagi dia menjalankan ini bersamaan dengan kegiatan perkuliahan.

"Walaupun sudah ada pegawai tapi tetap saya yang ngecek, belanja juga masih saya. Padahal tinggal jalanin kan, tapi dari kitanya tetap ada lah rasa malas, susah konsistennya. Banyak begadang sekarang, nongkrong sama teman jadi kurang dikit-dikit," ucapnya.

sumber: https://finance.detik.com

Komentar

Yuk, ngobrol dan sharing pendapat dengan juragan lainnya.

Artikel Terkait

ADVERTISMENT

img

AnekaUKM - One-stop Solution for SMEs

Copyright © 2024 AnekaUKM. All rights reserved.