Fertigasi adalah satu cara yang efektif yang disarankan oleh banyak pihak untuk mencegah ketidakseimbangan asupan gizi tumbuhan. Definisi dari fertigasi sendiri adalah proses di mana pupuk dilarutkan, diencerkan dan didistribusikan bersama dengan air melalui sistem irigasi mikro. Metode ini saat kini populer dalam hortikultura dan pertanian ekstensif.
Dalam penerapannya fertigasi memerlukan beberapa persiapan, pertama adalah petani harus menganalisis tanah untuk menentukan ketersediaan hara tanah dan jenis tanah. Analisis tanah akan membantu dalam pengembangan program pemupukan.
Kedua, mempersiapkan alat-alat bantu seperti sistem irigasi dan pompa injector. Sistem irigasi tetes fertigasi ini digunakan untuk produksi sayuran, karena itu petani disarankan menggunakan pompa injektor seperti pompa piston dan tipe Venturi.
Ketiga, memperhatikan kualitas kejernihan air. Hal ini dilakukan untuk mengantisipasi adanya sedimen di dalam air yang keruh dapat menyumbat pemancar ke dalam selang tetes.
Keempat adalah pasokan air yang cukup yang dibutuhkan oleh tanaman.
Terakhir adalah penggunaan jenis pupuk yang berkualitas agar nutrisi yang digunakan untuk kesuburan dapat larut.
Dibandingkan dengan metode pengairan konvensional, metode fertigasi memiliki beberapa keuntungan, di antaranya peningkatan penyerapan hara dan efisiensi penggunaan pupuk oleh tanaman. Penempatan nutrisi juga lebih akurat karena nutrisi mengalir bersama air langsung menuju ke akar.
Fertigasi mengurangi polusi air tanah, karena dosis pemakaian yang tepat membuat penggunaan pupuk sangat optimal. Hal ini mengurangi potensi pencemaran air tanah karena penggunaan pupuk berlebihan.
Penggunaan larutan pupuk dalam fertigasi lebih praktis dibanding pupuk jenis padat atau granular, sehingga lebih nyaman bagi petani dan tentu saja lebih menghemat biaya.
Akan tetapi menurut Handreck & Black (1984), fertigasi hanya sebagai back up dari pada pupuk dasar yang diberikan sebelumnya. Hal ini beralasan karena semua unsur makro Ca, Mg , P, sebagian K dan N serta unsur mikro dapat diperoleh dari pupuk kandang dan pupuk dasar.
Pupuk cair hanya perlu untuk mensuplai Nitrogen dan Kalium serta belerang (S) jika di dalam air mengandung kurang dari 25 ppm S. Walaupun demikian unsur hara lain dapat diikutkan jika diperlukan.
Sumber: https://berdesa.com
Yuk, ngobrol dan sharing pendapat dengan juragan lainnya.
Copyright © 2025 AnekaUKM. All rights reserved.