ADVERTISMENT

Info

Mengenal Pertanian dengan Sistem Aeroponik, Serta Perbedaanya dengan Hidroponik

Artikel ditulis olehCici Hokiku

Aeroponik adalah budidaya tanaman modern tanpa menggunakan tanah. Umumnya budidaya tanaman pasti menggunakan tanah namun budidaya modern ini dilakukan tanpa menggunakan tanah.

Sehingga produktivitas dari tanaman budidaya dapat terkontrol dan dapat mengatasi berbagai penyakit tanaman. Lalu darimana sumber nutrisi pada teknik ini jika bukan dari dalam tanah? Yuk, pelajari lebih lengkap mengenai tumbuhan dan proses penanaman Aeroponik! 

Cara Baru Teknik Bercocok Tanam di Udara 

Nutrisi pada tanaman teknin ini didapatkan dari cairan nutrisi yang sebelumnya telah disiapkan oleh pembudidaya. Cairan nutrisi ini selanjutnya diembunkan pada akar tanaman melalui sebuah alat pengkabutan.

Adanya sistem ini membuat tanaman aeroponik menerima 100 persen oksigen dan karbon dioksida yang tersedia ke zona akar, batang, dan daun. Dampaknya dapat mempercepat pertumbuhan biomassa, lho! 

Terlihat seperti budidaya modern yang futuristik, tapi ternyata sistem ini telah dikembangkan sejak lama. Pada awal 1940-an, teknologi ini hanya sebatas penelitian saja daripada metode produksi tanaman ekonomis. Kemudian mulai pada tahun 1983, dibuatlah sistem aeroponik komersial pertama yang disebut Genesis Machine, oleh GTi pada tahun 1983. Perangkat ini dikendalikan oleh microchip yang terhubung ke outlet listrik dan keran air. 

Tidak hanya berhenti sampai di sana, penelitian teknik menanam ini juga diminati oleh NASA. Di tahun 1990-an, NASA melakukan uji sistem aeroponik untuk menumbuhkan tanaman tanpa tanah dengan air yang sangat sedikit. Bahkan selain di bumi, NASA juga telah melakukan serangkaian tes di luar angkasa juga loh. Lalu bagaimana hasil dari penelitian NASA?

Hasil dari penelitian NASA, menunjukan bahwa penanaman menggunakan sistem aeroponik memiliki peningkatan sebesar 80 persen terhadap berat dari tanaman dibandingkan dengan tanaman yang ditanam secara hidroponik.

Menariknya lagi, teknik ini mendapat perhatian khusus dari NASA. Karena luar angkasa rendah gravitasi sehingga sistem kabut lebih mudah dibuat daripada cairan.

Jadi, secara proses seharusnya dapat menghasilkan lebih banyak tanaman. Sistem Aeroponik menarik bukan? Lalu apa yang membedakan dengan sistem hidroponik, bukankah sama-sama metode budidaya tanpa menggunakan tanah? Yuk, simak lebih lengkapnya! 

Perbedaan Aeroponik dan Hidroponik

Melansir dari Journal Indian Farmer, konsep dari aeroponik mirip dengan hidroponik yaitu budidaya modern tanpa menggunakan tanah. Namun, pada hidroponik media dicelupkan pada cairan nutrisi yang mengalir.

Sedangkan pada aeroponik cairan nutrisi diembunkan pada akar tanaman. Singkatnya, teknik ini merupakan pengembangan dari sistem hidroponik yang dianggap sistem tradisional.

Selain itu terdapat perbedaan mendasar dari hidroponik dibandingkan dengan metode terbarunya yaitu aeroponik. Telah dikenal sebelumnya bahwa pada hidroponik digunakan beberapa jenis media untuk tumbuh tanaman seperti sabut kelapa, hidroton, coco peat dan lainnya. 

Namun, berbeda dengan hidroponik, penanaman dengan sistem aeroponik dilakukan tanpa menggunakan media. Mengutip dari American Scientific Research Journal for Engineering, Technology, and Sciences tahun 2017, tanaman pada sistem ini tidak menggunakan media sama sekali, hanya akarnya saja yang menggantung. 

Nah jadi itulah perbedaan antara sistem budidaya hidroponik dan aeroponik. Pertama dari segi media, dimana teknik ini tanpa menggunakan media yaitu langsung akar sedangkan hidroponik memerlukan media tumbuh. 

Terdapat perbedaan dari proses pemberian nutrisi, pada hidroponik nutrisi diserap oleh media selanjutnya disebarkan ke akar. Sedangkan aeroponik, nutrisi disebarkan ke akar melalui pengembunan. Lalu bagaimana dengan keunggulannya, apakah aeroponik lebih baik daripada hidroponik? 

Aeroponik vs Hidroponik: Mana yang Lebih Unggul

Secara umum, baik Aeroponik maupun hidroponik keduanya sama-sama efisien dalam sayuran tanpa menggunakan media tanah. Hasil dari dua sistem ini juga untuk menghasilkan produk dan sayuran segar yang sehat, hasil yang lebih tinggi. Namun ternyata karena sistem pengantaran nutrisi yang berbeda aeroponik lebih unggul loh. Lalu apa saja keunggulannya?

Apabila kita melihat dari segi efisiensi penggunaan ruangan, ternyata aeroponik lebih unggul dalam pengaturan pertumbuhan vertikal dan menggunakan ruang secara efisien.

Efisiensi ruangan ini merupakan salah satu faktor yang penting, mengingat jumlah lahan yang digunakan untuk pertanian semakin hari akan semakin terbatas. Selain itu, dengan efisiensi ruangan yang lebih baik maka dalam ulasan yang sama hasil dari aeroponik akan lebih banyak dari hidroponik.

Baik hidroponik maupun aeroponik memungkinkan fleksibilitas dari pembudidaya untuk melakukan kontrol kualitas, kesehatan dan kuantitas tanaman sayuran dibandingkan dengan metode konvensional.

Apabila kita lihat dalam efisiensi penggunaan air, hidroponik lebih efisien sebesar 90% terhadap penggunaan air dibandingkan dengan metode konvensional. Namun ternyata sistem aeroponik dapat lebih efisien menggunakan air dibandingkan hidroponik. Sistem aeroponik dapat mengurangi penggunaan air hingga 98 persen.

Ternyata dari segi efisiensi penggunaan air aeroponik lebih efisien loh. Hal ini akan mengurangi jumlah limbah air yang dihasilkan dalam proses budidaya. Nah ternyata, efisiensi air ini sangat penting loh terutama di masa depan.

Hal ini dikarenakan salah satu krisis yang ditakutkan di masa depan yaitu adalah krisis air. Oleh karena itu, penggunaan air dalam proses budidaya menjadi salah satu faktor penting dalam budidaya berkelanjutan.

Selain efisiensi penggunaan air, ternyata sistem aeroponik dapat mengurangi penggunaan pupuk hingga 60 persen, dan penggunaan pestisida hingga 100 persen. Selain itu, dari segi jumlah tanaman yang dapat dipanen, aeroponik memiliki berat panen yang lebih besar juga loh.

Tidak hanya sampai disitu, tanaman yang ditanam pada sistem aeroponik juga kaya akan nutrisi loh. Melansir dari Alshrouf (2017), tanaman yang ditanam dalam sistem aeroponik terbukti menyerap lebih banyak mineral dan vitamin. Hal ini menyebabkan tanaman lebih sehat dan bergizi.

Anda telah mengetahui bahwa aeroponik ternyata banyak keunggulannya loh. Tapi apakah aeroponik dapat digunakan untuk menanam semua jenis tanaman? Ayo kita lihat bersama tanam apa saja yang dapat dibudidayakan dengan sistem aeroponik.

Jenis Tanaman yang dapat Dibudidayakan dengan Aeroponik

Menurut Kumari dan Kumar (2019), secara teoritis semua jenis tanaman dapat dibudidayakan dengan sistem aeroponik. Namun ada beberapa jenis tanaman yang telah terbukti secara komersial dibudidayakan menggunakan sistem aeroponik. Lalu tanaman apa sajakah itu?

Mengutip dari Horticulture International Journal (2018), Aeroponik telah dimanfaatkan untuk produksi berbagai tanaman sayuran seperti pada timun, selada, tomat dan sayuran berdaun. Selain itu, produksi skala besar dengan menggunakan metode aeroponik juga telah berhasil dilakukan pada tanaman umbi seperti kentang dan ubi. 

Tidak hanya tanaman pangan ternyata aeroponik juga berhasil digunakan pada tanaman hias seperti pada puring, geranium, philodendron, dan anyelir. Bahkan pohon yang besar seperti akasia juga telah diteliti menggunakan sistem aeroponik. 

Selain itu, penerapan aeroponik juga telah dilakukan dalam budidaya tanaman obat selama beberapa tahun terakhir. Budidaya rimpang obat seperti jahe dan tanaman umbi-umbian yang bernilai tinggi yaitu burdock dan yerba mansa. Bahkan budidaya menggunakan aeroponik membuat senyawa baru yang berpotensi sebagai obat. Senyawa baru yaitu 2,3-Dihydrowithaferin A-3β dilaporkan dalam Withania somnifera ditanam secara aeroponik.

Nah banyak bukan jenis tanaman yang dapat dibudidayakan melalui aeroponik. Anda ingin menjadi bagian dari pelopor pertanian masa depan. Ayo mulai bertanam aeroponik!

Sumber: https://tanifund.com

Komentar

Yuk, ngobrol dan sharing pendapat dengan juragan lainnya.

Artikel Terkait

ADVERTISMENT

AnekaUKM - One-stop Solution for SMEs

Copyright © 2024 AnekaUKM. All rights reserved.