ADVERTISMENT

img
Tips

Proses Pemanenan Kelapa dan Mengenal Potensi Produk-produk Turunan dari Kelapa

Proses Pemanenan Kelapa dan Mengenal Potensi Produk-produk Turunan dari Kelapa
Artikel ditulis olehWisnu Saputro

Panen kelapa merupakan kegiatan yang penting dalam satu proses produksi dan produktivitas tanaman.

Panen yang dilakukan harus berdasarkan tujuan pemanfaatan produk kelapa. Umur kelapa yang akan dipanen untuk produk kelapa muda sebagai keperluan minuman segar berbeda dengan umur panen untuk produk minyak atau kopra.

Kesalahan penentuan usia buah kelapa saat panen akan menurunkan kualitas produk yang akan dihasilkan. Teknik panen kelapa berbeda-beda, secara umum pelaksanaan panen buah kelapa dan perlengkapannya sebagai berikut :

  • Panen buah kelapa pada pohon yang masih rendah 5-8 m dapat menggunakan tangga bambu atau galah bambu yang ujungnya dipasang sabit. Jika tinggi pohon lebih dari 8 m dilakukan dengan cara memanjat atau di tempat tertentu di Indonesia menggunakan hewan (monyet di Sumatera Barat) untuk buah kelapa yang berumur lebih dari 11 bulan. Jika kelapa muda yang akan di panen, buahnya diturunkan menggunakan tali supaya tidak pecah dan air kelapa yang akan digunakan tidak terbuang.
    Cara panen buah kelapa
  • Kelapa yang dipanen dipisahkan dari tandannya dan dikumpulkan di sekitar pangkal batang pohon kelapa.
  • Buah kelapa diangkut dengan pedati atau gerobak dan dikumpulkan pada tempat penimbunan atau di sekitar tempat pengolahan kopra.
    Pengumpulan dan pengangkutan buah kelapa

Buah kelapa adalah bagian utama produk tanaman kelapa yang dapat dijadikan aneka produk, seperti kopra, minyak dan produk turunannya. Produk utama yang banyak diolah dari buah kelapa di kalangan petani adalah kopra. 

Tahapan pengolahan kelapa menjadi kopra sebagai berikut:

  • Buah kelapa yang telah dikupas, dibelah menggunakan parang dan belahan kelapa siap untuk dikeringkan menjadi kopra. Pengeringan kopra dilakukan dengan sinar matahari atau menggunakan alat pengering kopra. Pengeringan dengan sinar matahari membutuhkan waktu dan tenaga yang lebih banyak dan hanya dilakukan jika cuaca baik (musim kemarau).
  • Belahan kelapa yang dikeringkan dengan alat pengering kopra, disusun pada rak-rak dan dipanaskan dengan bahan bakar sabut dan tempurung kelapa. Pengeringan dapat juga menggunakan alat pengering kontruksi tungku bata dengan bahan bakar sabut kelapa. Alat pengolahan kopra putih Tipe Balit Palma dengan kapasitas 1.650-1.700 butir kelapa/periode proses dan menghasilkan kopra putih 345 kg.
  • Belahan kelapa yang dagingnya agak kering dicungkil dengan alat pencungkil, dipotong-potong dan dikeringkan lagi hingga diperoleh kopra berkadar air 5%.
  • Kopra kering yang berkadar air 5%, dimasukkan ke dalam karung goni siap untuk dijual.

Produk minyak dari buah kelapa beragam, yaitu minyak klentik atau minyak goreng sehat dan VCO. Secara umum tahapan pembuatan minyak klentik sebagai berikut:

Minyak Klentik/Minyak Goreng Sehat

  • Daging buah kelapa dicungkil kemudian diparut dan dikumpulkan dalam wadah penampung. Tambahkan air panas ke dalam daging kelapa parut dengan perbandingan 1:1, campuran diaduk dan didinginkan.
  • Campuran kelapa parut dan air diperas dan hasil perasan disaring, sehingga diperoleh santan dan ampas.
  • Santan didiamkan selama 2 jam, lapisan bagian atas (krim) di- pisahkan dan dimasak menggunakan wajan.
  • Selama pemasakkan dilakukan pengadukan terus menerus dengan menggerus bagian dasar wajan.
  • Pemasakkan santan dihentikan jika blondo telah berwarna coklat muda sampai coklat, didinginkan, disaring diperoleh minyak klentik dan blondo. Minyak klentik dibotolkan dan siap dikonsumsi atau dijual.
    Proses pengolahan minyak goreng sehat.
  • Minyak produk terbaru adalah minyak sehat melalui dua tahapan penyaringan, setelah melewati penyaringan tahap pertama dilanjutkan dengan penyaringan tahap kedua dan diperoleh minyak sehat “Laurico”.
    Virgin Coconut Oil dan minyak goreng sehat

Pembuatan Sari Kelapa (Nata de coco) 

Pengolahan sari kelapa (nata de coco) dari air kelapa, prosesnya sebagai berikut : 

  • Air kelapa disaring dan ditampung pada wadah penampung yang bersih, ditambahkan gula pasir agar diperoleh air kelapa berkadar gula sekitar 8%. Campuran air kelapa-gula dimasak sampai mendidih lalu didinginkan.
  • Pada campuran air kelapa-gula ditambahkan cairan bibit nata 15%, dan asam asetat glacial agar diperoleh larutan dengan pH 4. Campuran dimasukkan dalam wadah gelas atau plastik ditutupi kain saring dan difermentasi pada suhu 20-300C selama 7-10 hari. Setelah penyimpanan akan terbentuk lapisan pada permukaan cairan berwarna putih transparan, yakni lapisan nata. Lapisan nata diangkat, dicuci, direndam dengan air bersih, direbus sampai mendidih dan didinginkan, diperoleh sari kelapa (nata de coco). Sari kelapa dipotong dengan ukuran yang diinginkan ditambahkan sirop, siap untuk dikonsumsi.

Pembuatan Gula dari Nira Kelapa 

Gula dari nira kelapa mempunyai nilai jual yang tinggi karena beberapa kelebihan yang terkandung di dalamnya. Saat ini, permintaan gula kelapa sangat tinggi, sehingga banyak perusahaan yang mulai mengembangkan.

Pengembangan atau penanaman kelapa genjah sebagai sumber terbaik nira terus berlangsung dengan pesat. Produk yang dibutuhkan berupa produk organik, sehingga mulai dari budidaya dan pemrosesan telah diterapkan teknologi organik. Proses pengolahan gula dari nira kelapa mengikuti tahap-tahap sebagai berikut:

1. Penyadapan Nira Kelapa

  • Dipilih mayang yang belum mekar.
  • Mayang diikat dan dibiarkan selama 3-7 hari keluarnya nira, tandan bunga dibengkokkan dan ditahan dengan tali.
  • Ujung mayang dipotong dan dibiarkan hingga keluar tetesan nira kemudian pasang wadah penampung jerigen plastik volume 5 liter.
  • Setiap pengambilan nira ujung tandan disayat setebal 2 mm.

Tahapan persiapan mayang untuk disadap
Tahapan persiapan mayang untuk disadap

Pengolahan gula cetak

Pengolahan gula cetak menggunakan peralatan dan prosesnya sebagai berikut :

  • Nira disaring, diukur pH-nya dengan kertas lakmus atau alat pengukur pH meter digital. Nira dengan pH 6-7 layak dijadikan bahan baku pembuatan gula cetak yang ditandai cairan nira berwarna bening dan aroma normal.
  • Nira dimasak sambil diaduk, selama pemasakkan diberikan sedikit minyak goreng atau parutan kelapa agar luapan busa dapat diper- kecil.
  • Pemasakkan dihentikan apabila cairan gula yang terbentuk apabila dimasukkan ke dalam air tidak lengket. Wajan diangkat dari tungku didinginkan selama 15-20 menit.
  • Pengadukan cairan gula terus dilanjutkan agar kekentalannya seragam dan mudah dicetak, agar gula cetak tidak lengket, alat cetak berupa potongan bambu atau belahan tempurung terlebih dahulu direndam dalam air. Cetakan diangkat dan disusun berjajar diatas meja.
  • Cairan gula dituangkan ke dalam cetakan, setelah cairan gula menjadi padat dan dingin, gula cetak diangkat lalu diangin-anginkan lagi kemudian dikemas.

Pengolahan Gula Semut

  • Nira disaring, diukur pH-nya dengan kertas lakmus atau alat ukur pH meter digital. Nira yang layak dijadikan bahan baku pembuatan gula semut adalah pH 6-7, ditandai dengan warna cairan nira bening dan aroma normal.
  • Nira dimasak, dan selama pemasakkan diberikan sedikit minyak goreng atau parutan kelapa agar luapan busa dapat diperkecil.
  • Pemasakkan dihentikan apabila cairan gula yang terbentuk dimasukkan ke dalam air tidak lengket.
  • Pada pembuatan gula semut, cairan gula yang sudah diangkat dari tungku diaduk terus hingga diperoleh kristal gula berwarna coklat.
  • Untuk keseragaman butiran kristal dilakukan pengayakan denganayakan berdiameter lobang 1,0-1,5 mm. Jika dijumpai kristal yang tidak lewat ayakan, dilakukan penggerusan secara berulang dan diayak sehingga diperoleh gula semut.
  • Gula semut dikeringkan dengan sinar matahari atau dalam oven, didinginkan dan dikemas dalam kantong plastik dengan berat per kemasan berkisar 250-500 g.

Pengolahan Arang Tempurung

Pengarangan tempurung dapat dilakukan dengan dua cara, yakni menggunakan drum dan lobang tanah yang dibetonisasi.

  • Pembakaran dimulai dengan memasukkan beberapa belahan tempurung kering dan dibakar.
  • Apabila tempurung telah menyala dengan baik, ditambahkan tempurung ke dalam drum atau lobang tanah sampai penuh. Penambahan ini dapat dilakukan sebanyak tiga kali secara bertahap.
  • Tempurung terakhir telah terbakar dengan sempurna, apabila api berwarna kebiru-biruan dan adanya letupan nyala di permukaan drum atau lobang. Drum atau lobang ditutup rapat agar tidak ada udara yang masuk ke ruang pembakaran, jika drum tidak tertutup dengan baik, proses pembakaran akan berlangsung terus dan tidak akan terbentuk arang, melainkan abu.
  • Proses pengarangan telah selesai jika drum atau penutup lobang telah menjadi dingin, arang dikeluarkan dari tempat pembakaran, disortir sehingga diperoleh arang tempurung.

Pengolahan Serat Sabut

Pemisahan serat dan sabut kelapa dapat dilakukan secara mekanis dan biologis. Cara yang popular dan praktis dilakukan adalah cara mekanis dengan menggunakan alat Decorticator (penghancur sabut). Proses pengolahan sebagai berikut :

  • Sabut kelapa ditimbun di sekitar unit penghancur sabut (decorticator). Sabut utuh dipilah-pilah sesuai ukuran corong pemasukan bahan olah pada decorticator. Potongan sabut dimasukkan ke dalam decorticator melalui corong pemasukkan.
  • Proses pemisahan serat secara mekanis dalam ruang penghancur sabut dan hasil penghancuran sabut akan didorong keluar secara otomatik, lewat saringan berputar sehingga serat sabut dan debu sabut akan terpisah.

Serat sabut dikeringkan dengan sinar matahari. Setelah pengeringan akan diperoleh serat kering. Serat sabut dikemas dalam bentuk ball atau dimasukkan ke dalam karung goni.

Pemanfaatan kayu kelapa

Pemanfaatan batang kelapa untuk menghasilkan kayu kelapa disesuaikan dengan sifat kekerasan kayu dan tujuan penggunaannya. Proses pengolahanya adalah sebagai berikut:

  • Pohon kelapa berumur 60 tahun atau lebih yang tidak produktif ditebang.
  • Penggelondongan batang kelapa dibagi dalam tiga kelompok, yakni bagian pangkal (8 m dari pokok batang), tengah (lebih dari 8 m-16 m) dan ujung (lebih dari 16 m).
  • Penggergajian batang kelapa dilakukan untuk memisahkan bagian luar yang telah ditakik dan bagian dalam batang yang lunak, selanjutnya kayu kelapa digergaji dalam bentuk balok atau papan.
  • Bagian ujung batang kelapa yang tidak layak dibuat balok atau papan digergaji dalam bentuk mot atau gelondongan dengan panjang 60 cm yang digunakan sebagai bahan bakar. Bagian dalam lebih sesuai digunakan sebagai bahan bakar atau bahan kemasan hasil pertanian karena bagian ini lunak dan mudah rusak.
  • Untuk keawetan kayu kelapa yang akan digunakan sebagai bahan
    pembuatan meubel dan bahan bangunan, dilakukan pengawetan dengan cara merendam balok atau papan dalam minyak tanah, solar, larutan tanin dan larutan asap cair grade 3, selama satu hari, kemudian dikering-anginkan.

Aneka Produk Kelapa Lainnya

Produk lain yang dapat dihasilkan dari daging kelapa dan mempunyai pasaran cukup luas, antara lain kelapa parut kering, tepung kelapa, santan awet, oleokimia. Namun penanganannya membutuhkan 

teknologi yang canggih dan biaya yang besar, sehingga sulit dilakukan oleh petani dengan usaha skala kecil.

Berbagai produk yang dapat dihasilkan selain dari daging kelapa dan mempunyai pasaran cukup luas, antara lain arang aktif, minuman ringan berkarbonat, meubel kayu kelapa dan harbord sabut kelapa. Penanganan produk-produk ini membutuhkan teknologi yang canggih dan biaya cukup besar, sehingga sulit dilakukan oleh petani dengan usaha skala kecil.

Beberapa produk yang memungkinkan dilakukan oleh petani atau industri kecil, antara lain es cream berbahan baku VCO, kelapa muda segar, tepung ampas kelapa, lotion, asam cuka, kecap, alkohol, genteng, selei dll. Namun teknologi yang dihasilkan saat ini perlu dimodifikasi, dikaji secara tekno-ekonomi dan kebutuhan pasar, agar menguntungkan petani/perajin.

Aneka produk pangan dan non pangan dari kelapa
Aneka produk pangan dan non pangan dari kelapa

Pengelolaan pasca panen memerlukan persiapan, termasuk persiapan biaya, tenaga kerja, serta informasi mengenai potensi hasil hasil pemrosesan. Rincian yang dimaksud akan diuraikan secara garis besar untuk tiap aktivitas proses sebagai berikut:

Proporsi Panen Kelapa

Panen kelapa dilakukan 2-3 bulan sekali sebanyak 2-3 tandan buah. 

Panen  30-50 pohon/hari orang kerja
Pengumpulan buah 600-800 buah/hari orang kerja
Daya angkut pedati 400-500 buah

Proporsi Pembuatan Kopra

Pembelahan buah kelapa 1500-2000 butir/hari orang kerja
Pencungkilan daging buah 800-1000 butir/hari orang kerja
Kapasitas tipe Balitka 250butir/periodepengeringan

Lama pengeringan kopra dengan alat pengering 24-30 jam. Lama pengeringan kopra dengan sinar matahari pada cuaca normal berkisar 4 hari.

Proporsi Pembuatan Minyak

  • 7-9 butir kelapa akan menghasilkan 1 kg minyak klentik,
  • 2 kg ampas basah dan 0.1 kg blondo.
  • Minyak klentik berwarna kuning muda dengan aroma khas. Lama pemasakan santan menjadi minyak klentik 2 jam. Ampas dan blondo dapat digunakan sebagai pakan ternak.

Proporsi Pengolahan Arang

Rendemen arang 25-30% dari berat tempurung
Tempurung 1000 belahan 20-22 kg arang
Kapasitas drum 50-60 kg/periode proses
Kapasitas lobang tanah dibetonisasi 100-150 kg/periode proses
Lama proses pengarangan tempurung 5-6 jam/periode proses

Rendemen pengolahan Nira kelapa

Penyadapan nira kelapa dilakukan pada tanaman kelapa Dalam, Hibrida dan Genjah dan kemampuan penyadapan per petani : 25-30 pohon/hari. (Satu pohon kelapa dapat menghasilkan 1.0-1.2 l nira/hari).

Proporsi Pengolahan Gula Cetak

100 liter nira menghasilkan gula cetak 18 kg. Cara pengawetan nira:

  • Penampung nira bersih dan ditambahkan bahan pengawet berupa 1.5 g kapur; 20 ml Natrium Metabisulfit 0.1%/l nira, pengawet alami daun ginggihiang (Leea aequata Linn).
    Penampung dicuci dengan air mendidih.

(100 liter nira menghasil sekitar 8 kg gula semut).

Proporsi dan Rendemen Sabut Kelapa

75 butir kelapa mengasilkan sabut segar 61.8 kg.

Proporsi Batang kelapa

Satu pohon kelapa dengan ukuran panjang 25-30 m, volumenya 1.05 m3 jika digergaji akan menghasilkan:

Balok/papan kualitas 1 0.20 m3
Balok/papan kualitas 2 0.15-20 m3
Mot kayu bakar 25-30 ujung 

Selanjutnya kita akan membahas bagaimana proses peremajaan tanaman kelapa.

Komentar

Yuk, ngobrol dan sharing pendapat dengan juragan lainnya.

Artikel Terkait

ADVERTISMENT

img

AnekaUKM - One-stop Solution for SMEs

Copyright © 2024 AnekaUKM. All rights reserved.