ADVERTISMENT

Tips

Proses Peremajaan Tanaman Kelapa Untuk Hasil Terbaik

Artikel ditulis olehWisnu Saputro

Produktivitas kelapa rendah karena pohon yang telah tua di sebagian besar perkebunan rakyat maupun perusahaan dan sudah harus diremajakan.

Tanaman kelapa diremajakan jika telah berumur 60 tahun atau lebih atau jika produktivitas mulai turun/rendah, terserang hama/penyakit atau musnah karena bencana alam atau ingin digantikan dengan varietas kelapa unggul tertentu.

Peremajaan kelapa adalah kegiatan mengganti tanaman. Ada dua metode peremajaan yang umum dilakukan dan merupakan teknologi peremajaan di Indonesia, yaitu:

Metode Tebang Bertahap (MTB)

Metode peremajaan bertahap dimaksudkan untuk tidak menghilangkan sekaligus pohon kelapa yang akan diremajakan. Metode ini memungkinkan petani tidak kehilangan semua pendapatan dari usahatani kelapa.

Penanaman tanaman remaja dilakukan sekaligus, tapi proses penebangan pohon yang akan diremajakan secara bertahap. Praktek dalam metode ini sebagai berikut:

  1. Lakukan pengajiran dan pembuatan lobang tanam sesuai dengan jarak dan sistem tanam yang diinginkan (disarankan sistem pagar 6 m x 16 m). Sistem tanam baru ini memungkinkan usahatani polikultur lebih leluasa dilakukan tanpa kendala kurangnya radiasi matahari (lihat Gambar).
  2. Penebangan kelapa tua dilakukan secara bertahap sesuai dengan tingkat kepadatan kelapa tua.
  3. Penebangan tahap akhir, tahun kelima diharapkan kelapa peremajaan telah mulai berbuah.

Skema penebangan kelapa

Skema penebangan kelapa

Keterangan :

  • Jika pada saat pertanaman kelapa pengganti populasi kelapa tua tinggal 80% berarti penebangan baru dimulai tahun ke-2, kecuali tanaman yang dekat dengan tanaman pengganti.
  • Jika populasi hanya 70%, berarti penebangan tahun ke-2 hanya 10%, dan seterusnya hingga pada tahun ke-5 penebangan selesai dilaksanakan.

Metode Tebang Habis (MTH)

  • Metode tebang habis atau biasa disebut ”land clearing”, yaitu kelapa tua ditebang seluruhnya sebelum kelapa pengganti ditanam.
  • Sebaiknya diterapkan pada pertanaman kelapa yang rusak akibat serangan hama dan penyakit.
  • Penanaman kelapa pengganti, yaitu kelapa Dalam atau hibrida unggul nasional atau unggul lokal dan Genjah.

Proses penebangan kelapa pada peremajaan tebang habis
Proses penebangan kelapa pada peremajaan tebang habis

Keterangan :

Keuntungan MTH adalah : 

  • Persaingan cahaya tidak terjadi antara pohon pengganti dengan pohon kelapa tua dan kerusakan tanaman pengganti akibat penebangan kelapa tua tidak terjadi. 

Kerugian MTH adalah : 

  • Pendapatan petani terputus selama 4-7 tahun setelah tanaman tua ditebang, tergantung jenis kelapa pengganti dan pola tanamnya. Untuk mencegah terputusnya pendapatan petani diusahakan menanaman tanaman sela.
  • Jarak dan sistem tanam tergantung keinginan dari pemilik lahan, tetapi dianjurkan memperlebar jarak tanam antar baris untuk memungkinkan pengusahaan tanaman lain atau peternakan.

Pemanfaatan lahan diantara kelapa pada jarak dan system tanam pagar 6 m x 16 m
Pemanfaatan lahan diantara kelapa pada jarak dan system tanam pagar 6 m x 16 m

Teknik budidaya kelapa yang dilakukan dengan baik dan benar akan berdampak positif terhadap pengembangan kelapa di Indonesia. Tanaman kelapa sebagai komoditas sosial ekonomi yang mempunyai landasan histrosi yang kuat dengan penduduk/petani di Indonesia, harus terus dilestarikan. 

Produktivitas kelapa di Indonesia saat ini sangat rendah disebabkan beberapa hal, seperti umur tanaman yang sudah tua, serangan hama penyakit, penggunaan benih tidak unggul, serta tindakan budidaya yang kurang memenuhi syarat.

Peremajaan kelapa dengan menggunakan sumber benih yang unggul, tindakan budidaya yang memadai, serta pemeliharaan tanaman yang baik dapat meningkatkan provitas kelapa. 

Sumber benih kelapa unggul di Indonesia sangat banyak tersedia. Petani atau pemerintah dapat memperoleh benih sebar dari beberapa Blok Penghasil Tinggi (BPT) yang tersebar di sentra-sentra kelapa atau Benih Bina dari beberapa varietas kelapa unggul yang telah dilepas oleh pemerintah.

Selain itu, teknologi budidaya kelapa, pengendalian hama dan penyakit tersedia dengan mudah dan murah sehingga dapat terjangkau oleh petani. Minat petani kelapa untuk menanam kelapa juga dipengaruhi oleh harga dan prospek beberapa produk yang diminati pembeli baik dalam maupun luar negeri. 

Gula dari nira kelapa saat ini menjadi trend konsumsi pabrikan (industri), juga produk tepung kelapa, permintaan sabut, arang aktif, dan minyak sehat/VCO. Produk-produk tersebut diharapkan mempertimbangkan tingkat kesehatan pengguna.

Itulah sebabnya, pengembangan kelapa mulai diarahkan menjadi produk organik melalui teknik budidaya organik. Model ini mengacu pada Teknik Budidaya yang Baik (Good Agricultural Practices, GAP) yang diterapkan hampir di semua komoditi pertanian. 

Model usahatani polikultur sangat dianjurkan untuk meningkat- kan pendapatan petani, jika fluktuasi harga produk kelapa berada pada tingkat merugikan petani. Model ini lebih berkembang jika petani menanam kelapa dengan mengubah jarak dan system tanam menjadi sistem pagar, dengan jarak antar baris lebih lebar.

Direkomendasikan juga dalam program peremajaan kelapa, petani sebaiknya menggunakan metode tebang bertahap dikombinasikan dengan jarak dan sistem pagar serta pola usahatani polikultur. Program tersebut dapat dilakukan hanya dengan tanaman sela atau integrasi kelapa dengan ternak. 

Konsep bioindustri berprinsip tidak ada produk yang terbuang dalam proses pengolahan pertanian. Artinya semua produk dan bahan samping dari proses pengolahan dapat dimanfaatkan (konsep “zero waste”) diaplikasi sebaik mungkin. Jika program peremajaan, usahatani polikultur, dan konsep bioindustri diterapkan, kelapa di Indonesia tidak akan menjadi komoditas marginal.

Sekian pembahasan tentang budidaya kelapa.

Komentar

Yuk, ngobrol dan sharing pendapat dengan juragan lainnya.

Artikel Terkait

ADVERTISMENT

AnekaUKM - One-stop Solution for SMEs

Copyright © 2024 AnekaUKM. All rights reserved.