Cara Ternak Lele - Ayo coba tebak, lele lele apa yang bisa terbang...? Jawabannya.... lelelawar.
Baiklah, kita akan langsung membahas tentang cara budidaya ternak lele secara lengkap ya sahabat anekaukm.
Sebenarnya proses ternak lele itu dipisah menjadi dua fase, fase pembenihan dengan tujuan menghasilkan bayi-bayi lele dan fase pembesaran yaitu proses membesarkan benih lele menjadi lele siap konsumsi. Nah kita akan membahas ternak lele pada tiap fasenya.
Di Indonesia dikenal dengan nama Lele, sedangkan di Afrika dikenal dengan Mali, Plamond (Thailand), Gura Magura (Srilangka), Mudfish (Inggris).
Lele adalah ikan yang berhabitat di air tawar. Lele dikenal dengan tubuh yang licin tak bersisik dan memiliki kumis.
Budi daya ternak lele umumnya dilakukan di galian tanah konvensional. Tetapi ada kendala yang terjadi, yaitu apabila datang musim hujan dan banjir, air kolam meluap dan menyebabkan ikan lele terpencar dan lenyap. Dampaknya petani akan merugi.
Maka, solusi media yang aman dan modal yang relatif murah adalah dengan menggunakan terpal.
Terpal bisa diaplikasikan langsung di atas tanah. Dengan menggunakan terpal, bisa menjadi solusi untuk tetap melakukan usaha budidaya lele walaupun lahan sempit, tanah berpasir atau medan tanah propos.
Kolam terpal bisa dibuat dengan posisi berada di atas tanah dengan ditambahkan kayu sebagai dinding lalu dilapisi dengan terpal untuk menjaga lele agar tidak terbawa ketika banjir melanda.
Keunggulan Kolam Terpal:
Jika Anda memutuskan untuk melakukan ternak atau budidaya lele dalam fase pembibitan saja, usaha ini sangat minim biaya, dan tentu lebih cepat untuk menerima hasil. Sebab setelah telur menetas, tak perlu waktu lama Anda akan bisa menjualnya ke para peternak lele.
Ukuran bibit lele dengan ukuran 2-3 cm di dapat setelah berusia sebulan. Sedangkan untuk siap jual, ukuran terbaik adalah 5-7 cm dengan usia mencapai 2 bulan.
Demi menunjang perkembangan, bibit lele memerlukan kepadatan yang berbeda dari lele dewasa. Sebaiknya tempatkan pada kolam yang lebih luas dengan isisan yang tidak terlalu padat. Jika memiliki lahan kolam yang sempit, masukan bibit lele cukup dengan jumlah kecil saja.
Pemberian pakan bibit lele bisa disuplai dengan memberi pelet setiap harinya.
Budidaya ternak lele konsumsi memiliki kelebihan dari sisi ketahanan penyakit jika dibandingkan dengan ternak bibit lele. Hal ini depengaruhi dengan usia lele yang telah cukup besar ketimbang bibit lele. Sehingga budidaya ternak lele konsumsi memiliki resiko kematian lebih rendah.
Adapun di bawah ini tipsnya untuk beternak lele.
Pakan merupakan komponen penting dengan biaya terbesar dalam budidaya ikan lele. Pakan ikan lele yang baik adalah yang menawarkan FCR (Food Convertion Ratio) lebih kecil dari satu. FCR adalah rasio jumlah pakan berbanding pertumbuhan daging. Jika semakin kecil nilai FCR-nya, maka semakin baik kualitas pakan tersebut.
Untuk mencapai hasil yang maksimal namun minim biaya, lakukan pemberian pakan dengan diimbangi pakan tambahan. Alternatif lainnya untuk menekan biaya pakan adalah dengan membuat sendiri pakan lele alternatif.
Menyiasati saat harga pakan utama mahal, adalah dengan mengurangi porsi pakan utama, dan ditambahkan dengan pakan alternatif.
Pemberian pakan utama sebaiknya diberikan pada waktu sore atau malam hari ketika lele sedang aktif.
Porsi dan frekuensi pemberian pakan lele sekitar 4-5 kali dalam sehari, dengan perkiraan 1 ekor lele memerlukan makanan sebesar 3-6% bobot tubuhnya. Pakan utama biasanya berupa pelet ikan yang mengandung 30% protein hewani, karbohidrat 20%, lemak 15%, dan vitamin.
Sebagai peternak ikan lele, kita harus jeli dalam memilih pakan lele saat ingin membelinya. Pertimbangkan kandungan standar yang diperlukan untuk nutrisi lele.
Jika ingin memberikan pakan tambahan berupa keong atau bangkai ayam, sebaiknya lakukan perebusan terlebih dahulu, dinginkan lalu cincang sampai halus sebelum diberikan kepada lele.
Bisa juga membuat pakan alternatif dari belatung. Buat belatung dari campuran ampas tahu.
Ini hal penting yang perlu diperhatikan, jangan pernah telat atau kurang dalam memberikan pakan kepada lele, sebab akan membuat lele melakukan kanibalisme. Hal ini tentu dilakukan oleh lele bertubuh besar terhadap lele kecil, dan akhirnya akan membuat bisnis lele kita menjadi merugi.
Jika lele sudah terlihat malas untuk makan, sebaiknya hentikan pemberian pakan (berikan pakan secukupnya saja).
Hal penting lain dalam ternak ikan lele adalah pengelolaan air kolam. Untuk mendapatkan hasil maksimal, kualitas dan kuantitas air harus tetap terjaga.
Awasi kualitas air dari endapan sisa pakan yang tidak habis di dasar kolam. Endapan yang menumpuk akan menimbulkan gas amonia atau hidrogen sulfida yang dicirikan dengan adanya bau busuk.
Jika bau busuk muncul, buang sepertiga air bagian bawah. Kemudian isi lagi dengan air baru. Frekuensi pembuangan air sangat bergantung pada kebiasaan pemberian pakan. Apabila dalam pemberian pakan banyak menimbulkan sisa, pergantian air akan lebih sering untuk dilakukan.
Hama yang umumnya menyerang ikan lele antara lain hama predator seperti linsang, ular, sero, musang air dan burung.
Sedangkan hama yang menjadi pesaing antara lain ikan mujair. Untuk mencegahnya yaitu dengan memasang saringan pada jalan masuk dan keluar air atau memasang pagar di sekeliling kolam.
Untuk mencegah timbulnya penyakit infeksi pada lele adalah dengan menjaga kualitas air, mengontrol kelebihan pakan, menjaga kebersihan kolam, dan mempertahankan suhu kolam pada kisaran 28 derajat C.
Selain penyakit infeksi, ikan lele juga bisa terserang penyakit non-infeksi seperti kuning, kekurangan vitamin dan lain-lain. Untuk mengetahui lebih jauh tentang pengendalianpenyakit silahkan baca pengendalian hama dan penyakit ikan lele.
Penyakit pada ternak ikan lele bisa disebabkan oleh protozoa, bakteri dan virus. Ketiga mikroorganisme ini menyebabkan berbagai penyakit yang mematikan. Beberapa diantaranya adalah bintik putih, kembung perut dan luka di kepala dan ekor.
Ikan lele dapat dipanen setelah mencapai tiap 1 kg berisi 9-12 ekor lele. Ukuran sebesar itu bisa dicapai dalam waktu 2,5-3,5 bulan dari benih berukuran 5-7cm. Berbeda dengan konsumsi domestik, ikan lele untuk tujuan ekspor biasanya mencapai ukuran 500 gram per ekor.
Satu hari (24 jam) sebelum proses panen, sebaiknya ikan lele tidak diberi pakan agar tidak buang kotoran saat diangkut.
Pada saat ikan lele dipanen, lakukan sortasi untuk memisahkan lele berdasarkan ukurannya.
Pemisahan ukuran agar memunculkan variasi pada harga. Ikan lele yang sudah disortasi berdasarkan ukuran akan meningkatkan pendapatan bagi peternak.
Demikian tentang cara budidaya ternak lele, semoga dapat memberi manfaat kepada sahabat anekaukm yang ingin memulai usaha budidaya ternak lele.
sumber: https: https://bppisukamandi.kkp.go.id/, //www.academia.edu/,
Yuk, ngobrol dan sharing pendapat dengan juragan lainnya.
Copyright © 2024 AnekaUKM. All rights reserved.