Pemilik usaha nasi kulit ayam crispy adalah Michael Kusuma. Idenya muncul dengan jeli tentang kulit ayam.
Kulit ayam memang memiliki segmen penggemarnya sendiri. Hampir banyak orang setuju bahwa the best part of chicken is : kulit ayam yang diolah hingga crispy.
Sebelumnya, Michael Kusuma membuka bisnis katering masakan rumahan. Namun di tahun 2020 dia beralih bisnis dan berfokus ke produk kulit ayam crispy dengan nama Nasi Kulit Malam Minggu.
Di tangannya, usaha nasi kulit ayam tersebut berkembang pesat menjadi merek kuliner yang happening dan dipercaya sebagai salah satu pelopor waralaba nasi kulit crispy yang diperhitungan di industri franchise.
Outlet sudah tersebar di banyak kota di Indonesia, mulai dari Jabodetabek juga di beberapa kota besar lain, diantaranya Bandung, Magelang, Semarang, Surabaya dan Tanjung Redeb di Kalimantan.
Nasi Kulit Malam Minggu kali pertama dijajakan di lapak kecil yang disewanya, berukuran 2x2 meter berada di daerah Tangerang Selatan.
Michael menyiapkan keperluan bisnisnya sendiri, dari membeli ayam hingga proses memasak. Tak heran, pria bergelar Bachelor of Science in Business, LSE (London School of Economic and Political Science) dan Diploma in Management, Singapore Institute of Management ini memang memiliki kegemaran memasak dan mengolah makanan.
Michael tidak hanya menawarkan produk kulit ayam crispy sebagai menu jawara, ia juga menambah berbagai varian menu yang dapat dipilih oleh pelanggan seperti olahan masakan paru, ayam crispy, serundeng, sambal spesial, sate taichan, hingga menu mentai maupun keju.
Menu-menu tersebut berhasil menarik antusiasme masyarakat sekitar, sejalan saat itu belum ada pemain dominan yang mengolah produk kulit ayam menjadi menu utama kuliner.
Seiring waktu, usahanya kian ramai, namun kendala juga muncul.
Michael rupanya harus menghadapi kendala SDM dan sulitnya mencari pemasok bahan baku kulit ayam di awal dalam mengelola bisnis ini.
“Karena terhitung masih merupakan bisnis kecil yang belum terdengar namanya, sulit mencari supplier yang bisa memasok bahan baku, sehingga perlu door to door mencari supplier,” ujarnya. Apalagi, saat itu ia hanya bekerja sendirian.
Proses tersebut berhasil Michael lalui dengan tekad kuat. Setelah pelanggan semakin ramai, iapun memberanikan diri merekrut karyawan untuk membantu dan berbagi tugas dalam proses masak hingga mengelola brand serta kegiatan promosi sosial media. “Untuk proses masak juga masih tahap Reseach & Development setiap harinya untuk mencapai produksi yang lebih efisien dengan citarasa dan standar Nasi Kulit Malam Minggu,” ungkapnya.
Michael menuturkan, saat ini sistem usaha nasi kulitnya sudah berjalan dengan lebih baik sesuai SOP.
Pembagian tugas juga sudah tertata dan terkoordinir. Jika ada masalah, biasanya akan diadakan rapat untuk mencari penyelesaian terbaik secara cepat, seksama dan efektif.
Nasi kulit crispy dipromosikan dengan memanfaatkan media online dan berkolaborasi dengan influencer.
“Bisnis F&B merupakan bisnis yang dinamis jadi harus selalu up to date dengan tren yang ada. Kami juga berkolaborasi dengan influencer untuk promosi di media sosial hingga akhirnya nama Nasi Kulit Malam Minggu sekarang dikenal masyarakat,” terang Michael. Selain itu, terciptanya “word of mouth” sangat mempengaruhi pamor bisnisnya dimata masyarakat.
Di tahun 2021, Michael memutuskan membuka peluang usaha franchise.
Setelah melihat tingginya antusiasme dan respon masyarakat yang sangat positif hal ini membuatnya yakin untuk melebarkan bisnisnya.
“Ketika pembukaan outlet, cukup ramai antusiasnya, banyak pesanan online delivery yang masuk. Karena antrian cukup panjang dan mulai banyak permintaan untuk kemitraan, akhirnya diputuskan untuk membuka kemitraan. Nasi kulit goreng crispy yang memadukan tradisional dan modern, salah satu pelopor nasi kulit crispy,” tutur Michael.
Harapannya, melalui sistem kemitraan (franchise) ini, Nasi Kulit Malam Minggu bisa makin tersebar di seluruh kota-kota besar Indonesia dan meraih pasar mancanegara.
Menurut Michael, kondisi pandemi saat itu merupakan tantangan tersendiri di industri F&B.
Tak membuatnya menyerah, kondisi tersebut malah dimanfaatkan untuk melakukan perbaikan dari segi higienitas dan memperkencang SOP agar produk yang diterima konsumen tetap dalam kondisi dan kualitas prima.
“Periode awal masa pandemi terasa berat, tapi kami berusaha beradaptasi dan melakukan banyak penyesuaian, mendiskusikan strategi bersama tim untuk menemukan solusi terbaik untuk dapat tetap beroperasional selama pandemi,” ujarnya.
3 hal yang dilakukan yaitu:
“Jangan berhenti belajar. Hidup merupakan pembelajaran, dan tiap hari akan selalu ada hal baru yang dapat dipelajari. Sebagai contoh, marketing sekarang ada digital marketing, sistem kasir baru online, dan lainnya. Jadi pasti selalu ada hal baru yang bisa kita pelajari, sharing dan berbagi ilmu ke orang lain,” tutup Michael Kusuma pemilik usaha nasi kulit ayam crispy.
source:https://www.daya.id/
Yuk, ngobrol dan sharing pendapat dengan juragan lainnya.
Copyright © 2024 AnekaUKM. All rights reserved.