Mengingat banyaknya limbah disekitar kita, apalagi limbah rumah tangga, yang sangat berdampak buruk pada lingkungan.
Berikut akan kita bahas mengenai pengolahan sampah rumah tangga, yang berarti kita akan memperbaiki dampak buruk tersebut.
Khususnya, kita dapat memanfaatkan sampah rumah tangga yang kebanyakan berupa sampah organik dari limbah memasak untuk dijadikan pupuk kompos ataupun bahan pel yang ramah lingkungan.
Akan tetapi, agar bisa menghasilkan manfaat dari sampah organik rumah tersebut, tentu pengelolaannya tidak bisa sembarangan.
Ada beberapa hal yang harus kita perhatikan dalam menyimpan sampah organik tersebut sebelum memanfaatnya.
Sebenarnya, cara mengolah sampah organik rumah tangga bisa dibilang sangat mudah. Caranya seperti berikut:
Tentu yang pertama kali harus kita lakukan dalam cara mengolah sampah organik di rumah adalah memilah sampah-sampah yang ada di rumah. Wadah sampah organik wajib dibedakan dengan wadah sampah anorganik.
Sebab sampah organik lebih cepat membusuk dan menjadi susah dipisahkan bila telanjur menyatu dalam wadah yang sama dengan sampah anorganik.
Yang termasuk sampah organik adalah sisa-sisa sayuran ataupun sampah yang bersumber dari alam.
Kita bisa menyiapkan tempat sampah ukuran kecil untuk pembuangan sementara. Akan tetapi, kita juga harus menyiapkan composter sebagai wadah sampah organik tersebut supaya mengendap lebih lama.
Sekarang ini, telah banyak yang menjual composter di pasaran. Tapi, kita juga bisa membuatnya sendiri dari ember bekas cat dinding rumah dengan ukuran 20 kg.
Ember tersebut harus dilubangi di sekujur sisinya untuk menghentikan kerja bakteri anaerob dari sampah yang menimbulkan bau. Jangan lupa setelah menaruh kumpulan sampah organik, composter harus segera ditutup lagi.
Sampah organik yang basah cukup banyak, mulai dari sisa sayuran, kulit buah, sampai sisa makanan. Sedangkan, yang termasuk sampah organik kering adalah daun kering dari taman atau teras rumah kita.
Adapun, yang harus kita perhatikan dalam cara mengolah sampah organik di rumah adalah komposisi sampah organik kering dengan basah sebaiknya 60:40.
Agar lebih mudah, komposisi ini bisa kita atur di wadah sementara setiap kali kita ingin memasukkan sampah organik ke composter.
Tidak semua sampah organik yang berasal dari alam dapat masuk ke composter, ya.
Jika kita memiliki sisa sampah hewani, seperti tulang ayam ataupun insang ikan, sebaiknya kita langsung memisahkannya tempat pembuangan.
Ini dikarenakan keberadaan sampah organik dari hewani di composter bisa membuat pembentukan kompos gagal total.
Composter sebenarnya tidak hanya berisi sampah organik basah dan kering. Kita juga harus menambahkan campuran tanah ke dalamnya.
Tidak perlu banyak-banyak, untuk satu composter dengan volume 20 liter, kita cuma perlu menambahkan segenggam tanah.
Selain saat membuang sampah organik yang komposisinya telah sesuai ke dalam composter, ada kalanya kita perlu membuka wadah tersebut secara rutin.
Kita bisa membuka composter setiap 3-4 hari sekali lalu mengaduk sampah di dalamnya supaya lebih tercampur sehingga proses pembusukan lebih sempurna.
Membuka composter beberapa saat akan memungkinkan terjadinya sirkulasi udara yang masuk dan bisa berdampak baik untuk pembusukan sampah organik tersebut.
Setidaknya, kita perlu sekitar 3 bulan untuk dapat membuat pupuk kompos dari timbunan sampah yang dikelola dengan baik.
Awalnya, mungkin kita agak merasa kerepotan dalam mengelola sampah organik rumah. Akan tetapi, jika sudah terbiasa, pengelolaan sampah organik akan terasa menyenangkan, apalagi jika telah memperoleh hasilnya.
Lebih daripada itu, mengelola sampah organik dengan cepat dapat menjadi bagian dari upaya penyelamatan bumi.
Kalian bisa memanfaatkan kompos ini untuk pupuk tanaman pekarangan kalian, sehingga bisa menghemat pengeluaran kalian tanpa membeli pupuk lagi.
Semoga cara ini bermanfaat!
sumber: http://www.searchexceed.com
Yuk, ngobrol dan sharing pendapat dengan juragan lainnya.
Copyright © 2024 AnekaUKM. All rights reserved.