Paprika adalah salah satu tanaman yang masuk dalam kelompok Solanaceae dan memiliki nama latin (Capsicum annum L) atau disebut juga dengan cabai manis.
Paprika ini adalah tanaman subtropis dan cocok dibudidayakan pada tempat dengan ketinggian 750 mdpl.
bisa tumbuh di dataran rendah, tetapi hasil produksinya tidak bisa optimal. Kondisi lingkungan memang sangat berpengaruh pada keberhasilan pertumbuhan tanaman paprika dan juga hasil panen nya.
Syarat tumbuh paprika yaitu pada kondisi iklim dengan suhu 21-27 derajat celcius di siang hari dan 13-16 derajat celcius pada malam harinya.
Apabila suhu suatu tempat berada di kisaran 30 derajat celcius, kemungkinan paprika masih dapat tumbuh.
Namun, apabila suhunya mencapai kisaran 32-38 derajat celcius dapat menyebabkan bunga paprika gugur begitu juga dengan bakal buah dan tunasnya.
Selain itu, paprika hanya bisa tumbuh pada kelembaban udara sekitar 80%. Apabila kelembaban udaranya terlalu tinggi bisa menyebabkan bunga dan bakal buah rontok, jika terlalu rendah dapat menyebabkan tanaman paprika mengalami mati pucuk dan bunga layu.
Kemudian kondisi curah hujan juga berpengaruh pada tanaman paprika. Apabila terlalu tinggi curah hujannya bisa menyebabkan tanaman mudah diserang oleh penyakit.
Agar tumbuh dengan optimal tanaman paprika juga membutuhkan cahaya matahari yang cukup sepanjang hari. Pasalnya, untuk tumbuh dengan optimal tanaman paprika membutuhkan intensitas matahari rendah dengan prosentase antara 22 % hingga 30 %.
Tanah yang paling cocok sebagai media tanam paprika adalah jenis tanah aluvial dan mediteran. Selain itu media tanam dengan jenis tanah lempung berpasir atau Hat berpasir dan tanah yang gembur juga sesuai untuk Cara Budidaya Tanaman Paprika.
Namun, harus disertai dengan pemberian pupuk kandang atau pupuk organik dengan jumlah yang cukup banyak.
Kemudian harus disertai pula proses pengapuran, pengolahan tanah yang optimal dan pembuatan sistem irigasi atau drainase yang baik.
Tanaman Paprika menghendaki pH tanah yang tidak terlalu asam/pH rendah (5,5) dan tidak terlalu basa/pH tinggi (di atas 6,5).
Apabila kadar pH nya terlalu tinggi tanaman tidak akan tumbuh secara optimal dan tidak bisa menghasilkan buah. Sehingga pH ideal untuk budidaya Paprika adalah berkisar 5,5 hingga 6,5.
Ketinggian tempat berkaitan dengan kondisi iklim suatu daerah. Hal ini berpengaruh pada tumbuhnya tanaman, masa panen dan hasil panen.
Kondisi lahan yang bagus untuk pertumbuhan tanaman paprika adalah dataran tinggi dengan ketinggian 1.000 m hingga 1.500 mdpl.
Tanaman paprika masih bisa tumbuh di dataran rendah atau medium, meskipun hasilnya kurang baik. Begitu juga apabila temperatur di dataran rendah tersebut terlalu tinggi dan berpengaruh pada proses pembentukan buah yang kurang optimal.
Cara Budidaya Tanaman Paprika agar bisa menghasilkan bisa dilakukan dengan cara yang mudah yaitu dengan mengikuti panduan dibawah ini :
Agar hasil panen lebih maksimal gunakan benih hibrida atau yang sudah teruji kualitasnya. Sebaiknya gunakan bibit dengan varietas yang sesuai dengan kondisi lingkungan dan permintaan pasar.
Ada banyak varietas benih paprika hibrida misalnya paprika kuning dengan jenis Gold Flame (panen 3,5-8 bulan produksi optimal 2,5 kg/tanaman), paprika merah Spartacus (panen 8 bulan 2,5 kg/tanaman) dan Oranye DRD 3233 (panen 3,5-8 bulan 2,5 kg/tanaman).
Benih paprika bisa disemai pada polybag dengan ukuran 6×8 cm atau bisa dengan menggunakan bedengan.
Kondisi lahan yang baik untuk tempat tumbuhnya tanaman paprika adalah dataran tinggi dengan ketinggian lebih dari 750 mdpl.
Lahan juga harus dibersihkan terlebih dahulu dari tanaman penganggu seperti gulma, rumput liar dan juga bekas tanaman sebelumnya.
Proses ini dilakukan dengan cara lahan atau tanah dicangkul/dibajak sedalam 25 hingga 30 cm. Kemudian akar kayu yang lapuk dan sisa akar tanaman yang berada di dalam tanah harus dibersihkan.
Proses pembajakan sebaiknya dilakukan selama 2 hingga 3 kali agar tanah menjadi gembur. Jangan lupa taburkan kapur atau dolomit apabila pH tanah kurang dari 5,5. Setelah itu, biarkan lahan selama kurang lebih 1-2 minggu untuk proses penjemuran.
Pembuatan bedengan dibedakan sesuai musimnya. Apabila pada musim kemarau atau pada tanah daratan, bedengan dibuat dengan ukuran tinggi 15 cm, lebar 100 cm dan panjang bisa disesusaikan.
Sedangkan pada musim penghujan atau pada lahan persawahan, bedengan dibuat dengan ukuran lebih tinggi yaitu tingginya 25-30 cm, lebar 100 cm dan panjang sesuai lahan.
Jenis pupuk dasar yang bisa digunakan semisal satu hektar lahan paprika dengan komposisi pupuk kandang atau kompos sebanyak 10-15 ton, ZA/Urea sebanyak 100-150 kg, TSP/SP36 sebanyak 200-300 kg dan KCCL sebanyak 100-150 kg.
Cara pemberian pupuk dasar diawali dari pupuk kandang atau kompos ditaburkan di atas bedengan.
Selanjutnya diberi pupuk ZA/Urea, SP36/TSP dan KCL, dicampur serta ditaburkan secara merata di atas bedengan. Kemudian biarkan selama 2 hingga 3 minggu dan jangan lupa disiram dengan air apabila tidak musim hujan.
Setelah pemberian pupuk dasar, lalu dipasangi mulsa plastik pada 2 atau 3 minggu. Hal ini dilakukan agar media tanam tidak panas dan pupuk menyatu dengan tanah. Pemasangan mulsa plastik lebih baik dilakukan pada siang hari.
Cara membuat lubang tanam dalam satu bedengan ada 2 baris, dengan diameter 10 cm dan jarak tanamnya seperti berikut :
Bibit paprika bisa dipindah pada lahan setelah berusia 30-35 hari. Setelah itu tinggal ditanam pada lahan bedengan seperti berikut :
Agar hasilnya baik tanaman paprika perlu perawatan dan pemeliharaan yang meliputi penyulaman, penyiraman, pengikatan dan juga penyiangan.
Penyulaman dilakukan apabila ada tanaman paprika yang mati atau dimakan hama.
Lakukan hal ini saat paprika berusia 15 hari setelah ditanam. Tutup sekeliling lubang tanam dengan menggunakan tanah untuk menghindari serangan hewan seperti jangkrik.
Apabila bukan musim penghujan dan kondisi tanah kering bisa dilakukan proses penyiraman secukupnya dan jangan terlalu berlebihan. Sebaiknya tanaman paprika disiram sebelum dalam keaadan layu atau tanahnya kering.
Pemasangan ajir atau lanjaran dilakukan agar tanaman paprika tidak roboh. Bisa diikat juga menggunakan tali dan pengikatan dilakukan selama beberapa kali seiring pertumbuhan tinggi tanaman paprika tersebut.
Penyiangan gulma atau rumput liar pada lubang tanam dan parit antar bedengan. Jangan biarkan gulma tumbuh dengan subur karena bisa menganggu proses tumbuhnya tanaman paprika.
Pemupukan susulan dilakukan setelah penanaman. Pupuk yang diberikan adalah pupuk makro dan mikro. Pupuk mikro adalah pupuk daun yang nantinya disemprotkan pada daun tanaman. Sedangkan pupuk makro diberikan pada tanah yang berfungsi sebagai asupan nutrisi melalui akar tanaman.
Pupuk susulan pertama dilakukan saat tanaman berusia 10 hari. Sebelum digunakan pupuk harus dilarutkan dulu dengan air dan kocorkan pada lubang tanam.
Begitu juga dengan pemberian pupuk daun pada saat tanaman berusia 10 tahun. Penyemprotan pupuk daun sebaiknya dilakukan setiap 7 hingga 10 hari sekali. Jangan berikan pupuk daun apabila tanaman sudah memasuki tahapan generatif atau pembungaan.
Paprika adalah tumbuhan subtropis yang membutuhkan intensitas sinar matahari rendah. Jika paprika ditanam pada musim kemarau buatlah naungan dengan menggunakan paranet semacam material jaring yang dipasang pada tiang bambu atau kayu di atas lahan.
Jika di musim penghujan buatlah naungan dengan menggunakan plastik UV. Penggunaan naungan plastik UV untuk menjaga agar tanaman tidak tersiram air hujan.
Serangan hama dan penyakit bisa menyebabkan kegagaln hasil panen tanaman paprika hingga 60-90%. Beberapa jenis hama pada tanaman paprika yaitu tungau, trips, kutu daun, ulat buah, ulat grayak, lalat buah, jangkrik dan lain-lain.
Cara mengendalikan hama tersebut adalah dengan menggunakan pestisida nabati atau kimia. Untuk menghentikan hama dari jenis kutu kutuan bisa menggunakan akarisida, misalnya agrimec, alfamec, demolish, samite atau pegasus.
Sebalinya untuk menghentikan serangan hama ulat, jangkrik dan lalat buah gunakan insektisida misalnya regent, curacron, prevathon, larvin atau pegasus.
Jenis penyakit yang kerapkali menyerang tanaman paprika adalah layu fusarium, layu bakteri, penyakit bulai/virus gemini, penyakit mozaik, bercak daun, busuk akar, busuk batang, busuk kuncup/mati pucuk, busuk buah dan juga antraknosa/patek.
Untuk mengendalikan penyakit tersebut bisa dilakujan penyemprotan bakterisida dan fungisida sesuai dengan sasaran. Misalnya fungisida dengan jenis antracol, daconil, amistartop, bion-m, cozeb dan lain-lain.
Tanaman paprika bisa dipanen setelah berumur 60 hari. Usia panen bisa lebih cepat sesuai permintaan pasar apabila konsumen membutuhkan buah paprika hijau.
Buah paprika hijau dipanen saat buah sudah tua, tetapi belum matang. Ciri-cirinya paprika yang siap dipanen adalah daging buah tebal, keras, berwarna hijau tua dan mudah lepas dari tangkainya.
Apabila yang dipanen adalah buah paprika matang yang berwarna merah, kuning atau ungu memiliki ciri-ciri daging buahnya tebal, warna merata, dalam kondisi sehat dan juga bebas dari penyakit.
Proses pemanenan bisa dilakukan pada pagi hari setelah embun kering setiap 2 hingga 3 hari dalam sekali. Lalu, buah dipetik bersamaan dengan tangkainya. Apabila Cara Budidaya Tanaman Paprika dari awal hingga proses panen benar, maka satu tanaman paprika bisa menghasilkan 1 sampai 2 kg buah bahkan lebih.
Demikianlah yang bisa kami sampaikan dalam pembahasan kali ini mengenai 8 Cara Budidaya Tanaman Paprika Untuk Pemula. Semoga bermanfaat.
sumber: https://agrotek.id
Yuk, ngobrol dan sharing pendapat dengan juragan lainnya.
Copyright © 2024 AnekaUKM. All rights reserved.