ADVERTISMENT

img
Ide

6 Alasan Mengapa Para Ibu Bisa Menjadi Seorang Enterpreneur Yang Handal Dalam Sebuah Bisnis

6 Alasan Mengapa Para Ibu Bisa Menjadi Seorang Enterpreneur Yang Handal Dalam Sebuah Bisnis
Artikel ditulis olehApril Liliana

Tahukan sahabat anekaukm, bahwa ibu dan enterpreneur mempunyai kesamaan?

Ya, kesamaan yang dimaksud adalah para ibu dapat merawat dan membesarkan anak-anak mereka, itu artinya para ibu berpeluang juga untuk membesarkan dan merawat sebuah bisnis sehingga menjadikannya seorang enterpreneur yang handal.

Kita tentu pernah mendengar bahwa menjadi ibu adalah pekerjaan tanpa pamrih dan bergaji rendah, bukan? Ternyata, begitu juga dengan kewirausahaan atau enterpreneur.

Sebab dalam merintis bisnis, biasanya kita bergerak dengan tulus, tidak akan memusingkan berapa hasil yang diperoleh di bulan-bulan pertama.

Anda juga tidak akan memikirkan tentang pujian dari keluarga atau teman.

Walaupun demikian samanya antara menjadi seorang ibu dan menjadi seorang enterpreneur, hal ini tidaklah menghentikan Anda untuk melompat lebih tinggi ke dalam perjalanan bisnis sehingga membawa Anda menjadi enterpreneur yang sukses berpenghasilan besar.

Berikut ini 6 alasan mengapa para ibu bisa menjadi seorang enterpreneur yang handal dalam bisnis:

1. Ibu tidak memiliki drama.

Para ibu sudah terbiasa dengan hal-hal yang tidak selalu berjalan sesuai keinginan mereka. Dari kewajiban mengganti popok tengah malam ataupun saat sedang enak-enaknya makan hingga amukan di tengah toko, kehidupan sebagai seorang ibu sangatlah penuh kejutan bukan?

Sebagai ibu, mereka telah belajar dengan baik dalam menjaga ketenangan dan keanggunan untuk melewati berbagai situasi yang tidak diinginkan saat mengasuh anak-anak mereka. 

Tentu ini menjadi poin pertama yang sangat positif dalam bisnis.

Enterpreneur tentu akan menjalani kehidupan yang serupa halnya dengan rutinitas para ibu, mereka akan berada dalam banyak situasi yang tidak terduga dan tidak nyaman.

Suatu waktu mereka merasa bisnis mereka gagal, tantangan dari mana saja bisa datang dan Anda dituntut untuk menghadapinya tanpa mengeluh.

Namun kemudian, setelah melewati tantangan, akan datang kemenangan kecil, sedikit peningkatan dalam bisnis juga akan menguatkan dan menjadi penyemangat sehingga membuat Anda merasa bersyukur sebab telah memulai bisnis tersebut sejak awal.

2. Para ibu tidak memusingkan hal-hal kecil.

Jika kita para ibu mendramatisir setiap kali anak kita melakukan kesalahan, kita tidak akan memiliki waktu untuk menikmati semua hal baik yang terjadi di sekitar kita.

Para ibu akan dengan cepat membersihkan ceceran makanan di meja atau lantai tanpa bertele-tele, atau mencuci tumpukan pakaian kotor untuk mendapatkan tujuan utamanya yang paling penting: Waktu berkualitas yang dihabiskan bersama anak-anak.

Sebagai seorang enterpreneur, kemampuan untuk tetap fokus pada gambaran besar atau tujuan akan menguntungkan untuk sukses.

Ini memberi mereka lebih banyak waktu berkualitas untuk dihabiskan dalam mengembangkan hubungan dan pertumbuhan bisnis jangka panjang.

3. Para ibu adalah manejer waktu yang unggul.

Bagaimana tidak, para ibu dan kita sama-sama memilki waktunya yaitu 24 jam.

Namun mereka dapat melakukan serangkaian aktivitas dari bangun tidur hingga kembali tidur dengan daftar kegiatan yang sangatlah padat dalam mengurus rumah tangga dan anak-anaknya, sehingga menjadikan mereka sangat pintar dalam mengefisienkan waktu untuk tujuan jangka panjang.

Efisiensi waktu sangatlah dibutuhkan dalam berbisnis, mengetahui kapan dan di mana menginvestasikan waktu adalah bagian besar dari menjalankan bisnis itu sendiri dengan efisiensi tingkat tinggi.

4. Para ibu adalah multi profesi.

Ibu terbiasa memakai banyak topi. Para ibu bisa menjadi juru masak, dokter, terapis, guru, dan sopir.
 
Para ibu dapat belajar dengan cepat untuk memahami sesuatu yang tidak diaketahui sebelumnya agar dapat menyelesaikan tugas-tugasnya di rumah, misal dengan cara mencarinya di you-tube.

Sebagian besar enterpreneur sudah memiliki keterampilan yang dapat diterapkan untuk memulai bisnis khusus mereka.

Namun, ada saatnya dimana ketika kita menjalankan bisnis, keadaan memakasa kita untuk mempelajari sebuah jenis keterampilan baru demi keberlangsungan bisnis tersebut.

5. Penolakan bukanlah hal yang menyurutkan dedikasi ibu.

Para ibu sangat senang menerima dan memberi pelukan kepada anak-anak mereka.

Tapi ketika anak-anak tumbuh menjadi remaja, umumnya akan sering menolak untuk dipeluk atau dicium oleh ibunya di depan temannya. 

Penolakan ini tak lantas membuat ibu patah hati dan mengundurkan diri dari perannya sebagai ibu.

Justru ibu akan memberikan kemakluman, dan para ibu percaya, dari sikapnya menerima perbedaan dan penolakan itu, anak akan meneladani sikap tersebut tentang mental yang kuat saat mendapat penolakan.

Ternyata kepekaan yang sama akan dialami saat menjalani bisnis.

Bisa saja terjadi kegagalan di awal ide perusahaan.

Atau bahkan pembatalan berulang dari calon-calon investor Anda.

Tentu sulit untuk tidak menerima penolakan itu secara pribadi, ketika itu tentang sesuatu yang Anda buat.

Terlepas dari berapa kali atau oleh siapa enterpreneur mengalami penolakan, pebisnis handal akan memilih untuk terus berjalan.

Mengapa? Karena mereka percaya bahwa mereka benar-benar dapat membuat perbedaan, dan karena mereka percaya pada diri mereka sendiri.

6. Para ibu umumnya cerdas mengatur keuangan.

Hal ini tentu tidak diragukan lagi, wanita khususnya ibu-ibu sangat luwes dalam mengatur keuangan rumah tangga.

Sebagian besar bisnis pada awalnya didanai oleh tabungan pribadi pendirinya sendiri, karenanya pengeluaran perlu pertimbangan matang.

Seorang enterpreneur harus cerdas dalam memutuskan biaya-biaya yang akan dikeluarkan demi keberlangsungan bisnisnya. 

 

Komentar

Yuk, ngobrol dan sharing pendapat dengan juragan lainnya.

Artikel Terkait

ADVERTISMENT

img

AnekaUKM - One-stop Solution for SMEs

Copyright © 2024 AnekaUKM. All rights reserved.