Peluang Usaha Terasi dan Cara Pembuatannya

Semua sudah tahu apa itu terasi, ya selain baunya yang khas serta rasanya yang nikmat terasi ini banyak digemari oleh kebanyakan orang untuk dijadikan bahan bumbu sambal.

Dalam proses pembuatan terasi udang ini adalah diolah dengan cara memfermentasikan terasi. Jika Anda berkunjung ke daerah pesisir pantai pasti hampir sebagian warganya memiliki pekerjaan memproduksi terasi.

Masyarakat Indonesia sangat menyukai olahan makanan dengan cita rasa pedas. Berbagai olahan makanan jika tidak disajikan dalam keadaan pedas akan terasa kurang. Apapun olahan makanan yang ada di meja makan pasti terdapat sambal terasi. 

Harganya yang sangat terjangkau membuat terasi udang ini selalu laris di pasaran. Dari sini dapat dikatakan bahwa terasi memiliki peluang bisnis yang sangat baik untuk Anda manfaatkan sebagai lahan usaha terutama untuk di daerah pesisir pantai.

Peluang bisnis terasi udang ini masih sangat terbuka lebar jika Anda ingin terjun di dalamnya. Dengan menjalankan kegiatan usaha terasi udang ini bisa mendatangkan keuntungan untuk Anda.

Bagi Anda yang mungkin berdomisili di daerah pesisir ingin menjalankan kegiatan usaha terasi udang sebagai kegiatan usaha yang mendatangkan keuntungan.

Cara Membuat Terasi 

1. Pemisahan Bahan Terasi

Langkah pertama adalah melakukan pemisahan bahan-bahan yang akan dibuat terasi. Biasanya terasi dibuat dari udang rebon atau ikan berukuran kecil.

Jika sudah memiliki bahan-bahan tersebut, lakukan pemisahan dari kontaminan seperti kotoran atau benda asing lainnya yang mungkin ada.

2. Pengeringan

Proses ini dilakukan di bawah sinar matahari. Letakkan udang rebon atau ikan kecil yang sudah dipilah tersebut di atas wadah lebar. Jemur di bawah sinar matahari selama lima jam hingga diperoleh udang rebon atau ikan kecil yang setengah kering.

3. Penggaraman

Jika sudah setengah kering tambahkan garam, persentasenya sebanyak 20% atau sesuai selera, kemudian aduk hingga rata.

4. Fermentasi

Setelah itu adonan harus difermentasi selama 18 jam pada suhu ruang. Setelah proses fermentasi pertama, adonan dijemur lagi selama enam jam lalu difermentasi kedua kalinya selama 18 jam lagi.

5. Penggilingan

Jika adonan terasi sudah melalui proses fermentasi dan penjemuran kedua kali, giling lagi adonan lalu padatkan. Cetak adonan jadi bentuk kotak-kotak lalu dijemur lagi selama tiga jam. Adonan terasi ini kemudian dibungkus rapat dengan daun pisang.

6. Fermentasi Lanjut

Terakhir adalah tahap fermentasi lanjut. Terasi yang sudah dibungkus daun pisang baru setengah jadi. Fermentasi lagi adonan terasi tersebut selama 30 hari dalam suhu ruang sebelum akhirnya siap digunakan atau pun dijual.

Proses fermentasi dilakukan berkali-kali pada terasi karena diperlukan untuk menghasilkan rasa sedap yang khas pada terasi. Proses fermentasi pada terasi akan mengakibatkan perubahan fisik, kimia, dan mirkobiologi.

Selama proses fermentasi berlangsung, semakin besar produksi enzim proteolitik yang mendegradasi protein menjadi asam amino.

Terasi yang sudah disimpan selama sekitar tiga bulan nantinya akan memiliki kandungan asam aspartat, asam glutamat, alanin, leusin, lisin, asam amino, dan nukleotida.

Kandungan tersebut yang kemudian membua terasi bisa memicu munculnya rasa umami pada masakan.

7. Pengemasan

Setelah proses fermentasi selesai, kemudia terasi siap di packing dan dipasarkan. Lakukan promosi dipasaran maupun secara online.

Peluang usaha

Usaha terasi udang ini memiliki peluang yang sangat baik untuk dikembangkan hal ini mengingat bahwa banyak hasil laut yang bisa diperoleh dengan mudah.

Negara Indonesia merupakan Negara perairan yang terdapat hasil laut yang melimpah. Salah satu hasil laut yang didapat adalah udang. Udang ini selain bisa diolah untuk makanan sea food juga bisa diolah untuk bahan pembuatan terasi.

Terasi ini merupakan olahan dari udang yang banyak dicari oleh masyarakat untuk pelengkap masak.

Nah, itulah tadi peluang usaha dan cara pembuatan terasi yang bisa kalian simak. Semoga artikel ini menjadi salah satu referensi untuk Anda memulai bisnis di bidangnya. 

sumber : https://www.kompas.com