Hama dan penyakit yang menyerang dan mengganggu produk- tivitas tanaman kelapa beragam. Dalam buku ini hanya disampaikan secara singkat beberapa hama dan penyakit utama kelapa antara lain:
Oryctes rhinoceros
Biologi
- Telur diletakkan oleh kumbang betina pada tempat berkembangbiak (sarang) yang sesuai seperti batang kelapa yang sudah lapuk, kotoran hewan, tumpukan serbuk gergaji dan bahan organik lain. Stadium telur berlangsung selama 8 – 12 hari.
- Larva hidup dalam sarang dan mengalami tiga instar larva. Periode larva instar pertama 10 – 21 hari, instar kedua 12 – 21 hari dan instar ketiga 160 – 165 hari.
- Hama ini mengalami masa prepupa selama 8 – 13 hari dan pupa 17 – 28 hari.
- Kumbang yang baru terbentuk beristirahat dalam sarang selama 3 minggu kemudian terbang mencari makan dengan pasangan. Lama hidup kumbang jantan 6,4 bulan dan kumbang betina 9,1 bulan.
Gejala serangan
- Kumbang Oryctes makan pelepah daun muda yang belum terbuka, bekas gigitan menyebabkan daun seperti tergunting dan jelas terlihat setelah pelepah daun terbuka.
Pengendalian
- Pengendalian dapat dilakukan melalui aplikasi Metarhizium (15 g media cendawan/m2 sarang) atau pelepasan kumbang terinfeksi Baculovirus (10 kumbang/ha).
- Tindakan lain yang dapat dilakukan untuk mengendalikan Oryctes adalah menanam tanaman penutup tanah pada areal peremajaan, sanitasi kebun, pemanfaatan feromon, dan pada tanaman muda dapat digunakan mimba.
Sexava spp
Hama Sexava terdiri atas tiga spesies, yaitu Sexava nubila, Sexava coriacea dan Sexava karnyi.
Biologi
- Telur Sexava seperti gabah padi, panjang 12 mm dan lebar 2 mm. Lama stadia telur + 50 hari.
- Nimfa yang baru menetas panjang badan 12 mm, sedangkan nimfa tua 6 cm. Lama stadia nimfa 70 – 108 hari.
- Imago betina, panjang badannya 9,5 – 10,5 cm, ovipasitor 3 – 3,5 cm dan antena 16 cm. Imago jantan panjang badannya 6 – 9,5 cm dan antena 14 – 16 cm. Daur hidup + 5 bulan.
Telur, nimfa dan imago Sexava spp
Gejala serangan
Hama Sexava dapat menyebabkan dua tipe kerusakan, yaitu (a) langsung merusak buah muda, apabila serangan ringan buah dapat berkembang menjadi matang tetapi apabila serangan berat buah akan gugur, dan (b) merusak daun, apabila serangan berat hanya tinggal lidi dan lama kelamaan tanaman mati. Pada tanaman dewasa dapat mengurangi produksi dan tanaman muda menghambat pertumbuhan.
Gejala serangan Sexava spp. pada buah dan tajuk kelapa
Pengendalian
Pengendalian dilakukan secara kultur teknis dan hayati. Pengendalian secara kultur teknis melalui penanaman tanaman sela dan sanitasi kebun. Pengendalian secara hayati dengan pelepasan parasitoid Leefmansia bicolor dan penggunaan bioinsektisida Metabron, lem serangga dan perangkap Sexava. Apabila serangan berat, dapat digunakan insektisida sistemik Spontan 400 WSC dan Montaf 400 SL (b.a. Dimehipo atau Bisultap 400 g/l) 10 ml per pohon.
Ulat Api/Ulat Siput
Spesies ulat api telah banyak yang diketahui merusak tanaman kelapa di Indonesia. Hama itu umumnya termasuk dalam genus Parasa, Setora, Thosea, Darna, Chalcocelis dan Pectinarosa.
Biologi
- Bentuk telur lonjong dan ramping dengan panjang sekitar 1-2.5 mm. Stadia telur 3-10 hari.
- Larva yang baru menetas biasanya makan kulit telur kemudian makan bagian atau permukaan daun. Larva terdiri atas 7-11 instar dan lamanya stadia larva 4-10 minggu.
- Pupa biasanya berada pada tanaman inang, di tanah atau pada daun yang jatuh. Lama stadia pupa 1-7 minggu.
- Imago ukuran kecil sampai sedang. Serangga betina biasanya lebih besar dari jantan.
Gejala serangan
Larva muda hanya mampu makan epidermis daun sebelah bawah tetapi bagian atasnya juga akan mati sehingga kelihatan daun seperti terbakar. Instar yang lebih tua dapat makan seluruh lamina daun kecuali bagian yang paling dekat dengan rachis, sehingga apabila serangan berat hanya tinggal lidi saja.
Pengendalian
Di alam banyak musuh alami yang menyerang ulat api/ulat siput baik parasitoid, predator maupun patogen. Musuh alami tersebut antara lain Apanteles parasae, Chaetexorista javana, Chantheconidea, Sicanus, Beauveria, Cordyceps dan Nuclear Polyhedrasis Virus. Insek- tisida digunakan apabila setiap pelepah yang diamati (10 pohon per areal serangan) terdapat lebih dari 30 larva muda.
Arthona catoxantha
Hama ini dapat menyebabkan kerusakan yang serius pada tanaman kelapa di Pulau Jawa, Sumatera, dan Kalimantan.
Biologi
- Telur berbentuk oval, bening, berwarna kuning berukuran 0.6 mm x 0.5 mm, berkelompok 3-13 butir. Telur menetas 3-5 hari.
- Larva hampir sama dengan Ulat Siput. Kepala larva muda berwarna kuning dan larva tua kuning merah. Panjang badan 11 mm - 12 mm. Lama stadia larva 16-23 hari.
- Pupa muda berwarna kekuning-kuningan, sedangkan pupa tua kelihatan bakal sayap dan mata berwarna hitam. Panjang pupa 12 mm - 14 mm dan lebar 6 mm - 7 mm. Lama stadia pupa 8-13 hari.
- Imago berwarna coklat kehitaman pada bagian atas dan kuning pada bagian bawah. Perkembangan dari telur menjadi imago adalah 31-35 hari.
Gejala serangan
Pada tingkat serangan berat, tanaman terserang tidak mati walaupun hampir seluruh daun kering. Setelah 2-3 bulan, buah muda mulai gugur diikuti oleh buah tua.
Pengendalian
Salah satu parasitoid utama adalah Apanteles artonae yang mempunyai kemampuan tinggi mencari inang walaupun populasi rendah. Parasitoid lain yang potensial adalah Bessa remota. Untuk pengendalian dianjurkan menggunakan insektisida sistemik apabila terdapat lebih dari 3 butir telur dan larva muda per anak daun yang diamati.
Larva dan pupa Arthona yang terparasit
Brontispa longissima
Biologi
- Telur berwarna coklat, berbentuk pipih, dan diletakkan pada daun muda yang belum terbuka. Lama stadia telur 4-7 hari.
- Larva yang baru menetas dari telur berwarna putih, sedangkan larva dewasa berwarna kekuning-kuningan. Larva terdiri atas 5 instar, lama stadia larva 35-54 hari.
- Pupa yang baru terbentuk berwarna putih kekuning-kuningan. Stadia pupa 4-6 hari.
- Kumbang biasanya takut cahaya sehingga pada siang hari beristirahat di dalam janur kelapa. Tetapi pada malam hari kumbang aktif dan menyerang tanaman kelapa. Lama hidup kumbang 2.5 -3 bulan.
Gejala serangan
Kumbang dan larva merusak pucuk (janur) sehingga daun mengering dan secara tidak langsung dapat mempengaruhi produksi. Serangan berat dapat menyebabkan buah gugur dan lama kelamaan tanaman akan mati.
Pengendalian
- Cendawan Metarhizium anisopliae var. Anisopliae dan Beauveria dapat menginfeksi larva dan kumbang Brontispa.
- Populasi hama Brontispa dapat dikendalikan dengan pelepasan parasitoid pupa Tetrastichus brontispae.
- Insektisida dapat digunakan apabila rata-rata jumlah kumbang 10 ekor per tanaman (diamati 10 pohon contoh).
Promocotheca
Ada dua spesies yang menyerang tanaman kelapa, yaitu Promecotheca cumingii berwarna coklat atau coklat kemerahan dan Promecotheca soror, berwarna hitam pada bagian sayap depan.
Biologi
- Telur diletakkan oleh kumbang betina pada bagian bawah anak daun kemudian ditutupi dengan kotoran. Lama stadia telur 9-12 hari.
- Larva menggerek dan masuk di antara lamina daun, dan setiap gerekan dapat mencapai 20 cm atau ukuran 10 x 1 cm. Lama stadia larva 21-28 hari.
- Pupa terdapat di antara jaringan anak daun selama 8 – 12 hari.
- Kumbang Promecotheca dapat hidup 2,5 bulan dan dapat meletakkan sebanyak 12 butir telur. Lama perkembangan dari telur sampai imago 7-8,5 minggu.
Gejala serangan
Daun yang diserang oleh hama ini jaringannya akan mati dan berubah warna menjadi coklat. Apabila serangan berat, daun kelihatan seperti terbakar dan buah akan gugur.
Pengendalian
- Pengendalian pada tanaman muda dapat dilakukan secara mekanik dengan mengumpul larva, pupa dan imago kemudian dimusnahkan.
- Hama ini mempunyai beberapa musuh alami yang potensial mengendalikan populasi di alam, antara lain adalah parasitoid telur Achrysocharis promecothecae, parasitoid larva Dimmochia javanicus, parasitoid larva/pupa Pediobius parvulus dan cendawan entomo- patogen Metarhizium dan Beauveria. Pengendalian menggunakan insektisida dianjurkan apabila terdapat rata-rata lebih dari 1 ekor larva per anak daun.
Kumbang Bibit Kelapa Plesispa reichei
Plesispa reichei merupakan salah satu hama pada bibit kelapa maupun tanaman muda di lapang.
Biologi
- Telur diletakkan oleh kumbang betina pada daun belum terbuka. Lama stadia telur 5-9 hari.
- Larva terdiri atas 4 instar dengan lama periode 22-32 hari
- Periode pre-pupa selama 2-8 hari dan pupa 5-12 hari.
- Kumbang dapat hidup selama 101-202 hari. Lama daur hidup antara 31-46 hari. Kumbang betina mulai meletakkan telur 17-37 hari setelah kopulasi.
Gejala serangan
Kumbang dan larva merusak daun muda yang belum terbuka. Akibat serangannya akan terlihat garis memanjang berwarna coklat pada daun. Pada serangan berat, daun terlihat berwarna kecoklatan.
Pengendalian
Secara mekanik, larva dan kumbang dikumpulkan dan dimusnah- kan. Beberapa parasitoid yang dapat menekan populasi di lapang adalah parasitoid telur Ooencyrtus, Trichogrammatoidea, parasitoid pupa Tetrastichus dan cendawan Metarhizium anisopliae var. anisopliae. Apabila serangan berat, dapat digunakan insektisida.
Tungau Kelapa Aceria guerreronis Keifer
Tungau kelapa Aceria guerreronis merupakan salah satu hama yang merusak buah kelapa.
Biologi
- Telur putih mengkilat, bentuk bulat dan lamanya periode telur 3 hari.
- Telur menetas menjadi larva (protonymph) kemudian menjadi larva instar kedua yang disebut nimfa (Deutonymph). Periode Protonymph 2-3 hari dan Deutonymph 2 -3 hari.
- Tungau dewasa berukuran sangat kecil dengan panjang 200-250 μ danlebar 35-50 μ. . Setiap tungau betina dapat meletakkan sekitar 30-50 telur. Daur hidup dari tungau kelapa Aceria gurreronis 7-9 hari.
Gejala serangan
Tungau menyerang dan berkembang pada buah kelapa, yaitu di bawah kelopak buah (perianth) dan mengisap jaringan lunak. Gejala awal muncul dalam bentuk perubahan warna menjadi putih pucat atau kuning, berkelompok bentuk segitiga terbalik atau berbentuk garis memanjang tepat di bawah kelopak buah.
Pada buah matang terlihat celah dan pecahan longitudinal pada permukaan luar (sabut). Kadang-kadang berwarna kecoklatan dan eksudat bergetah keluar dari retakan buah. Serangan berat, menyebabkan buah cacat dengan kulit mengeras, sehingga produksi dan serat sabut berkurang.
Gejala serangan Aceria pada buah kelapa
Pengendalian
Pengendalian dilakukan secara terpadu melalui pemupukan, pengendalian hayati dan penggunaan pestisida. Pengendalian hayati menggunakan tungau predator dari Famili Phytoseiidae dan Bdellidae serta cendawan entomopatogen Hirsutella thompsonii. Gunakan pestisda botani yang ramah lingkungan seperti neem oil dan Azadirachtin. Pada serangan berat dapat digunakan pestisida kimia sintetik.
Penyakit Bercak kelabu Pestalotipsis palmarum
Penyakit ini disebabkan oleh cendawan Pestalotiopsis palmarum, pada awalnya disebut sebagai Pestalotia (Pestalozzia) palmarum.
Gejala serangan
Bercak-bercak yang tembus cahaya pada daun, kemudian menjadi coklat kekuningan dan akhirnya menjadi kelabu. Bagian kelabu ini dikelilingi oleh tepi coklat tua. Lama kelamaan bercak-bercak dapat bersatu sehingga terjadi bercak yang lebih besar.
Pada bercak terdapat bintik-bintik yang terdiri atas tubuh cendawan (Aservulus). Pada tingkat selanjutnya daun kelihatan seperti terbakar. Biasanya daun yang sakit lebih cepat mati.
Pengendalian
- Pemberian air yang cukup dan pemupukan yang seimbang.
- Gunakan fungisida apabila lebih dari 25% permukaan daun ditutupi bercak. Dapat digunakan fungisida Cobox 0.5%, Dithane M-45 0.3% dan Daconil 75 WP 0.2%.
Penyakit Bercak coklat
Bercak coklat disebabkan oleh dua jenis cendawan, yaitu: Helminthosporium incurvatum disebut juga Dreschlera (Bipolaris) incurvata, Curvalaria maculans, dan Colletotrichum.
Gejala penyakit
- Mula-mula pada daun yang baru terbuka terjadi bercak kecil bulat, berwarna kuning.
- Bercak membesar dan berubah menjadi warna coklat tua.
Gejala serangan berat Bipolaris incurvata pada tajuk kelapa
Pengendalian
- Di pembibitan, daun yang terserang dipotong dan dibakar agar penyakit tidak meluas.
- Gunakan fungisida apabila lebih dari 25% luas permukaan daun ditutupi bercak.
- Pembibitan dapat dilindungi menggunakan fungisida dengan bahan aktif cuprum Bipolaris incurvata.
Penyakit Busuk Kering
Penyakit busuk kering disebabkan oleh jamur Fusarium sp dan pada serangan berat dapat mengakibatkan > 50% bibit tanaman mati.
Gejala serangan
- Daun muda menguning, layu dan akhirnya kering dan mati.
- Bagian pucuk yang kering mudah dicabut, dan penyakit dapat menyebar secara cepat pada bibit yang berada di dekat sumber penyakit.
Pengendalian
- Apabila terdapat gejala penyakit pada satu bibit, maka harus segera dicabut dan dimusnahkan.
- Dilakukan pencegahan dengan fungisida yang berbahan aktif Cuprum.
Penyakit Bercak Kuning
Penyakit ini pertama kali dilaporkan menyerang tanaman kelapa Dalam berumur + 20 tahun di Pedukuhan Simpang, Desa Samuda Kota, Kabupaten Kota Waringin Timur, Kalimantan Tengah.
Gejala serangan penyakit Bercak Kuning pada daun kelapa.
Gejala
- Terlihat bercak-bercak kering suram pada daun tua sampai daun keempat dari pucuk.
- Gejala lanjut, bercak-bercak akan bersatu dan mengakibatkan daun menjadi kering.
- Pelepah daun akan terkulai pada pangkalnya dan lama kelamaan menggantung di sekitar batang. Buah menjadi tidak normal, kecil, memanjang dan kebanyakan tidak ada tempurungnya.
Pengendalian
- Dilakukan dengan cara sanitasi kebun, dengan memotong tanaman yang terserang.
- Pelepah yang terserang dimusnahkan.
- Penyakit Busuk Pucuk (PBP) dan Gugur Buah (PGB)
- Penyakit busuk pucuk (PBP) dan penyakit gugur buah (PGB) disebabkan cendawan Phytophthora palmivora (Butler). Penyebaran jamur melalui serangga seperti Oryctes rhinoceros dan semut.
Gejala serangan
- Gejala awal PBP, terlihat perubahan warna pada daun-daun. Daun menjadi pucat dan tidak berkilau apabila kena sinar matahari. Bagian ujung yang baru terserang membengkok tidak normal dan layu walaupun masih agak hijau.
- Gejala awal PGB, adanya bercak-bercak tidak beraturan, berwarna coklat terang
- Bercak berkembang dan berubah warna menjadi gelap, akhirnya menjadi cekung dan kering, bagian atas dari bercak agak basah.
- Waktu gejala nampak sampai buah gugur berkisar 3-4 minggu.
Pengendalian
Tindakan pengendalian yang dilakukan adalah eradikasi/pemus- nahan tanaman terserang, sanitasi, dan karantina tanaman.
Penyakit yang disebabkan oleh Phytoplasma
Penyakit kelapa yang disebabkan oleh phytoplasma, seperti Layu Natuna di Kepulauan Natuna, Riau dan Layu Kalimantan di Kalimantan Tengah. Serangan phytoplasma dapat mengakibatkan kematian tanaman dalam waktu 6-18 bulan.
Gejala Penyakit
- Terjadi pelayuan daun yang dimulai dengan penguningan daun, kemudian layu dari daun tua ke daun muda di atasnya hingga pada daun tombak.
- Gejala lanjut semua daun akan menjadi kering dan tanaman mati.
- Penyakit ini sangat berbahaya, dan dilaporkan pada beberapa negara dapat menyerang kelapa sawit.
Pengendalian
- Pohon yang terserang harus ditebang dan dibakar.
- Penyemprotan gulma sebagai inang dari serangga penular penyakit.
- Untuk pencegahan dapat dilakukan injeksi batang menggunakan antibiotika Oxyhidrotetraxiklin.
Catatan: Isu lingkungan harus dipertimbangkan dalam pengendalian hama dan penyakit tanaman. Pengendalian terintegrasi dengan melibatkan musuh alami, teknik budidaya, sanitasi tanaman atau kebun serta mekanis termasuk penggunaan tanaman kelapa yang resisten adalah kiat-kiat untuk memenuhi tuntutan pengendalian hama dan penyakit ramah lingkungan. Penggunaan bahan kimia (pestisida, insektisida, fungisida) adalah alternatif terakhir.
Pada artikel selanjutnya kita akan membahas tentang proses pemanenan dan pengolahan kelapa