Ayam mutiara (guinea fowl) adalah salah satu jenis unggas yang berasal dari Afrika. Ayam mutiara termasuk dalam keluarga burung (aves) tapi tidak memiliki kemampuan untuk terbang tinggi. Ayam Afrika ini memiliki kemiripan dengan varietas ayam belanda, hanya saja perbedaannya terdapat pada ukuran tubuhnya yang lebih kecil sehingga sebagian orang mengenal ayam mutiara dengan ayam piru atau ayam api-api. Pada habitat aslinya famili phasianidae ini hidup bergerombol di daerah sabana dan semak.
Ayam mutiara akan mulai bertelur ketika berumur sekitar 26-30 minggu atau 6-7 bulan bergantung pada beberapa faktor, salah satunya pakan. Ayam mutiara dapat memproduksi telur dengan jumlah cukup tinggi. Namun sayangnya, jenis ayam ini tidak pandai mengerami telurnya sendiri, terlebih telurnya keras dan kasar. Cara membedakan ayam mutiara jantan dan betina yakni:
Terdapat beberapa jenis ayam mutiara menurut warna bulunya diantaranya yaitu :
Di Indonesia, ayam mutiara ini banyak dibudidayakan dan diperjual-belikan sebagai ayam hias. Karakteristik khas ayam ini yaitu bulu tubuhnya dihiasi warna hitam dengan bintik putih dan leher kepala tidak berambut seperti mutiara. Selain itu ayam mutiara juga memiliki keunikan lain yaitu suaranya yang nyaring. Bahkan di beberapa negara ayam mutiara banyak dikembangbiakan untuk diambil daging dan telurnya.
Terdapat dua cara penetasan untuk menetaskan telur ayam mutiara yaitu dengan pengeraman dan dengan menggunakan mesin tetas. Bagi pemula dalam usaha ini penetasannya dapat menggunakan bantuan induk ayam kampung yang sedang mengerami telurnya, telur ayam mutiara biasanya akan dalam waktu dua puluh delapan hari pengeraman.
Setelah telur menetas, anakan ayam mutiara yang baru menetas tersebut segera pindahkan ke kotak penghangat agar mendapatkan perawatan khusus, tempatkan pada ruangan yang cukup hangat dengan diberi lampu penghangat. Pada usia dewasa ayam mutiara jantan sulit dibedakan dengan ayam mutiara betina, sehingga perlu kejelian dan pengalaman untuk membedakannya.
Perawatan ayam mutiara tidaklah terlalu sulit, ayam ini dapat diberikan pakan berupa sisa nasi, bekatul, sisa sayuran dan makanan lainnya. Dalam budidaya ayam mutiara secara intensif pemberian pakan disesuaikan dengan kebutuhan gizi setiap harinya dan perlu dihitung secara detail. Kebutuhan gizi ayam mutiara dapat dipenuhi dengan memberikan konsentrat, sayur-sayuran, bekatul dan lain sebagainya.
Jenis pakan ayam mutiara yang diberikan berbeda-beda setiap usianya. Pola pemberian pakan ayam mutiara lebih banyak menggunakan konsentrat yang mengandung protein tinggi untuk starter. Pada usia perkembangan diberikan pakan dengan kandungan konsentrat.
Selain daging dan telurnya, ayam mutiara juga ternak yang menarik, untuk usia dewasa lebih banyak menghasilkan telur dan keindahan tubuh, sehingga memiliki nilai ekonomi yang tinggi. Oleh karena itu, melakukan budidaya ternak ayam mutiara bisa dijadikan potensi bisnis yang cukup menjanjikan.
sumber: https://www.faunadanflora.com
Yuk, ngobrol dan sharing pendapat dengan juragan lainnya.
Copyright © 2025 AnekaUKM. All rights reserved.