Pala (Myristica Fragan Haitt) adalah tanaman buah dalam bentuk pohon yang tinggi yang berasal dari Banda dan Maluku. Penggunaan pala pada masakan juga sangat populer bahkan hingga ke Eropa yaitu untuk menambah rasa pedas.
Dari zaman penjajahan bangsa Eropa ingin menguasai komoditi rempah-rempah karena memiliki nilai jual yang sangat tinggi.
Sejak zaman eksplorasi Eropa, pala telah banyak digunakan di daerah tropis lainnya seperti Mauritius dan Karibia (Pulau Grenada). Istilah pala juga digunakan untuk biji pala yang diperdagangkan.
Pala dapat tumbuh di daerah sekitar 0-700 meter di atas permukaan laut, memiliki curah hujan yang tinggi sekitar 2000-3500 mm / tahun, kelembaban sekitar 50% -80% dan suhu udara sekitar 20 ° C-30 ° C.
Tanah yang baik untuk budidaya pala adalah tanah gembur dengan struktur mulai dari keras hingga berpasir dan pH atau keasaman tanah sekitar 5,5 hingga 7.
Lakukan pengolahan tanah untuk menghilangkan gulma atau tanaman pengganggu, menggemburkan tanah hingga membuat lubang tanam yang dilakukan satu bulan sebelum proses tanam dan berlangsung pada musim kemarau.
Buatlah lubang dengan jarak tanaman 4,5-5 meter dari tepi area penanaman. Selanjutnya, lubang tanam dibuat dengan ukuran sekitar 60×60 cm dengan kedalaman sekitar 60 cm dan jarak antara lubang tanam sekitar 9 x 9 m.
Lubang tanam didiamkan sekitar 15 hari sehingga gas beracun menguap di tanah dan tanah dapat menyerap nutrisi secara sempurna.
Bibit yang digunakan harus berusia lebih dari satu tahun dan tidak lebih dari dua tahun. Untuk satu hektar lahan dengan jarak sekitar 9 mx 9 m.
Diperlukan 111 bibit pala. Sebelum bibit ditanam di Lahan, bibit harus diletakkan di lahan penanaman agar bisa beradaptasi.
Bibit ditanam di lubang tanam yang dibuat dalam posisi tegak di tengah lubang tanam. Berikan anjir pada tanaman agar berdiri kokoh, setelah itu lakukan penyiraman.
Ganti tanaman yang baru jika ada tanaman yang tumbuh secara tidak normal dan dilakukan selambat-lambatnya 1 bulan setelah tanam.
Penyiraman dilakukan 1-2 kali sehari saat musim kemarau, saat musim hujan penyiraman dikurangi atau tergantung kondisi
Pembersihan gulma secara rutin dilakukan setelah tanaman berumur 1 bulan dan kemudian setiap 3 bulan. Pada saat yang sama, lakukan penggemburan tanah disekitar tanaman.
Lakukan pemupukam untuk tumbuh secara optimal menggunakan pupuk organik seperti pupuk kandang atau kompos dan pupuk anorganik seperti urea, TSP dan KCl.
Dosis pupuk adalah 1 kg urea, 1,1 kg TSP, 1,2 kg KCl per pohon. Pemupukan terjadi dua kali setahun di awal musim hujan dan di akhir musim hujan
Hama pala biasanya dari serangga seperti pengerek batang, rayap dan kumbang. Sedangkan penyakit pada pala adalah dari jenis jamur.
Serangan terberat terjadi pada musim hujan ketika saluran drainase tidak bagus dan menyebabkan genangan air. Jamur bisa menyerang buah atau akar.
Umumnya pohon pala berbuah pada usia 7 dan telah menghasilkan menguntungkan pada usia sepuluh tahun. Produksi akan terus meningkat dan mencapai produksi tertinggi pada usia 25 tahun dan akan menghasilkan hingga bersia 60-70 tahun.
Buah pala bisa dipanen setelah matang (tua). Hal ini sekitar 6 sampai 7 bulan ketika bunga mulai menunjukkan tanda-tanda pala matang dan membelah melalui alur-alurnya yang terbelah sampai biji-biji ditutupi dengan bunga pala merah.
Jika buah yang sudah mulai pecah akan tertinggal di pohon selama 2-3 hari, buah akan terbelah (buah membelah dua) dan biji pala akan jatuh ke tanah.
Itulah informasi mengenai budidaya buah pala dengan mudah. Semoga informasi yang diberikan dapat bermanfaat ya sobat UKM.
Sumber: https://paktani.digital.com
Yuk, ngobrol dan sharing pendapat dengan juragan lainnya.
Copyright © 2024 AnekaUKM. All rights reserved.